DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Lukisan Albert Einstein Berbahasa Madura hadir dalam Pameran Jelajah Madura: Perpaduan Seni dan Teknologi Digital

image
Jebbing Bangkalan foto di dekat lukisan Albert Einstein pada acara pameran lukisan nasional yang digelar di Pendopo Agung Pemkab Bangkalan. (Antara)

ENTERTAINMENTABC.COM - Sebuah lukisan ilmuwan jenius Albert Einstein, yang diubah menjadi karya seni digital berbahasa Madura oleh Doddy Hermanto alias Mr D dari Kawoong Innovation, menjadi sorotan dalam pameran 'Jelajah Madura'.

Lukisan Albert Einstein dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Madura dengan menggunakan teknologi codeisme atau QR Art saat dipindai menggunakan perangkat elektronik.

Mr D menjelaskan bahwa ide ini menggabungkan warisan analog Albert Einstein dengan teknologi digital modern, menciptakan sinergi unik antara masa lalu dan masa kini.

Mr D yang juga menjadi pembicara para acara rangkaian pameran lukisan se-Nusantara lebih lanjut menjelaskan, bahwa analog digital sebenarnya seperti pisau bermata dua.

Ia menuturkan, musik digital dulu sulit diterima. Akan tetapi, seiring dengan kemajuan zaman, tidak bisa dimungkiri hampir semua menggunakan digital.

"Jadi, teknologi digital membuka peluang baru untuk berekspresi dan berkreasi," papar Mr D.

Perpaduan antara analog dan digital mampu dipadukan dengan baik, sehingga dengan menggunakan QR Art, lukisan ilmuwan asal Jerman yang populer dengan teori 'relativisme' tersebut maka muncul terjemah berbahasa Madura.

Karya seni analog sambung dia, memiliki nilai intrinsik tersendiri. Tekstur, goresan kuas pada lukisan, dan kekayaan suara dari alat musik analog menawarkan pengalaman estetika yang unik, dengan kemajuan teknologi yang ada sekarang sangat sulit dibedakan antara analog dan digital.

Di sisi lain, teknologi digital memang membawa tantangan bagi seni analog. Namun, seni analog tidak akan tergantikan sepenuhnya.

"Keduanya justru bisa saling melengkapi dan berkolaborasi untuk menciptakan bentuk seni yang baru dan inovatif. Masa depan seni mungkin mengarah pada perpaduan harmonis antara analog dan digital," katanya, menjelaskan.

"Tidak ada kata tidak bisa untuk melakukan apapun bagi seorang Einstein karena kejeniusan-nya. “Imagination is more important than Knowledge”, mempunyai arti imajinasi lebih penting daripada pengetahuan, melalui lukisan codeisme atau QR Art bisa di-scan/ pindai akan muncul terjemahan dalam bahasa Madura dengan lancar," katanya, menambahkan.

Pemeran lukisan yang mengusung tema 'Jelajah Madura' dan diikuti oleh seniman dari sejumlah provinsi di Indonesia yang digelar di Pendopo Agung Pemkab Bangkalan ini, digelar sejak tanggal 19 dan akan berlangsung hingga 28 Juli 2024.

Menurut Ketua Panitia Arrya Afendiyanto, selain dari kalangan seniman senior, beberapa karya anak-anak mulai tingkat SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Bangkalan juga turut serta dalam acara itu.

Lukisan dengan tema budaya Madura, seperti karapan sapi, pakaian adat Madura, tampak mendominasi pameran ini, termasuk bunga, panorama alam dengan warna cerah.

Arrya menjelaskan, Pameran Lukis Nasional ini sebagai salah satu upaya untuk memberikan wadah terhadap para pelukis maupun para perupa yang ada di Pulau Madura dan seluruh seniman di Nusantara ini.

“Ini perdana dan terbesar digelar di Bangkalan, kami berharap apresiasi dari masyarakat. Kami berharap benar-benar bisa menunjang generasi muda untuk tetap terus berkarya. Bermacam aliran lukisan dari seluruh karya anak bangsa dari seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Kalimantan,” katanya dalam keterangan pers yang diterima di Pamekasan, Minggu.

Selain pameran lukisan, kegiatan melukis 'on the spot' oleh masyarakat, seniman, dan pelajar juga menjadi rangkaian kegiatan di kabupaten paling barat di Pulau Garam ini.***

Sumber: Antara

Berita Terkait