Menikmati Kelezatan Kopi Londo Sirukam di Ketinggian Bukit Barisan
- Penulis : Mila Karmila
- Minggu, 21 Juli 2024 17:14 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Di Nagari Sirukam, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, aroma harum kopi londo menyebar dari biji kopi yang diputar dalam mesin roasting.
Ruang pengolahan di Nagari Sirukam kopi londo seluas 5 x 5 meter ini segera terisi dengan aroma yang menggoda.
Menurut Hendrio Putra, anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Kopi Aia Langang Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Sirukam, biji kopi londo yang baru di-roasting perlu didiamkan beberapa jam untuk menghilangkan karbon dioksida yang masih terkandung di dalamnya sebelum dapat digiling.
Setelah proses roasting selesai, biji kopi yang harum itu siap digiling dan diseduh dengan air mendidih.
Rasanya begitu nikmat, terutama bila dinikmati di ketinggian Bukit Barisan, dengan udara sejuk, angin semilir, serta pemandangan hamparan sawah dan perbukitan yang memukau.
Nagari Sirukam, terletak di ketinggian antara 600 hingga 1.400 meter di atas permukaan laut di Kabupaten Solok.
Di sini, hampir setiap rumah memiliki pohon kopi robusta di halaman mereka, yang dikenal sebagai kopi londo atau kopi belanda, warisan dari masa tanam paksa Belanda di Ranah Minang.
Saat ini, KUPS Kopi Aia Langang menerima biji kopi dalam bentuk cherry atau biji kopi yang sudah dipilih dan matang sempurna untuk diolah lebih lanjut.
Meskipun demikian, mereka juga masih menerima biji kopi pelangi atau yang belum disortir untuk diproses menjadi bubuk kopi.
LPHN Sirukam telah mendapatkan izin pengelolaan perhutanan sosial yang memungkinkan mereka mengelola kawasan hutan seluas 1.789,83 hektare sejak 12 Juli 2016.
Hal ini memberikan angin segar bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui eksploitasi hasil hutan non-kayu seperti kopi.
Harapan dalam perhutanan sosial
Hak Pengelolaan Hutan Nagari (HPHN) LPHN Sirukam menjadi angin segar bagi masyarakat setempat untuk bisa meningkatkan kesejahteraan dengan memanfaatkan lahan hutan dan hasil hutan bukan kayu.
Kopi merupakan salah satu komoditas yang menjadi keunggulan Sirukam. Karena hampir semua keluarga memiliki pohon kopi, maka penambahan penghasilan dari kopi cukup untuk menjamin dapur tetap berasap sambil menunggu panen padi.
Industri kopi yang dikelola KUPS Kopi Aia Langang, Sirukam, juga mulai berjalan meski masih dalam skala rumahan. Dinas Kehutanan Sumbar yang memiliki perhatian khusus terhadap program perhutanan sosial pun memberikan bantuan.
Bantuan itu dimulai dengan pengurusan Hak Pengelolaan Hutan Nagari (HPHN), memberikan bimbingan dan bantuan bibit kopi, hingga bantuan peralatan pengolahan kopi seperti mesin roasting dan mesin penggiling biji kopi.
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi mengatakan program perhutanan sosial terbukti memberikan efek positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitar hutan, termasuk di Sirukam.
Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, pendapatan petani hutan di Sumbar terus meningkat sejak 2020.
Pada 2020 pendapatan petani hutan di Sumbar sebesar Rp1.517.160.
Angka itu naik drastis menjadi Rp2.319.511 pada 2023. Ini jauh di atas pendapatan masyarakat miskin menurut BPS yaitu Rp525.005 perkapita per bulan untuk perdesaan.
Perhutanan sosial juga memberikan efek kepada masyarakat sekitar hutan. Karena telah merasa memiliki, secara otomatis mereka ikut menjaga kelestarian hutan di lingkungan tempat tinggalnya.
Hingga tahun 2015, kasus penebangan kayu ilegal di Hutan Sirukam masih terbilang tinggi. Namun sejak HPHN di bawah program perhutanan sosial dikeluarkan, secara berangsur-angsur penebangan kayu ilegal menurun.
Bahkan pada 2024, bisa dikatakan tidak ada lagi penebangan kayu ilegal di kawasan itu.
Saat ini dalam kawasan HPHN Sirukam terdapat empat kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) di bawah pengelolaan Lembaga Pengelolaan Hutan Nagari (LPHN) Sirukam.
Empat KUPS yakni Kopi Aia Langang, Budidaya Lebah Madu, Kompos Kayu Balam, dan KUPS Ekowisata Batang Tabek.
KUPS tersebut merupakan ujung tombak peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar Hutan Sirukam sekaligus menjadi penjaga kelestarian hutan.***