Waspada! Megathrust Nankai Bisa Picu Gempa Dahsyat dan Tsunami yang Berdampak hingga Indonesia
- Penulis : Mila Karmila
- Rabu, 14 Agustus 2024 09:42 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan Indonesia untuk waspada terhadap dampak yang mungkin timbul dari Megathrust Nankai, yang terletak di timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki di Jepang Selatan.
Megathrust Nankai adalah salah satu zona seismic gap, yakni area dengan potensi gempa besar yang belum mengalami aktivitas seismik signifikan dalam puluhan hingga ratusan tahun terakhir.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa zona Megathrust Nankai saat ini kemungkinan sedang mengalami akumulasi medan tegangan atau stres kerak bumi.
Sejarah mencatat beberapa gempa dahsyat yang terkait dengan Megathrust Nankai.
Beberapa contohnya termasuk Gempa Hakuho Nankai pada tahun 684, Gempa Kōwa Nankaido pada tahun 1099, dan Gempa Hoei pada tahun 1707.
Gempa-gempa ini tidak hanya menghancurkan, tetapi juga memicu tsunami besar, menunjukkan bahwa sistem Megathrust Nankai sangat aktif.
Menurut data historis, zona Megathrust Nankai dapat menghasilkan gempa berkekuatan 8,0 magnitudo atau lebih setiap satu atau dua abad.
Beberapa ilmuwan Jepang bahkan memperkirakan bahwa segmen-segmen megathrust di Palung Nankai bisa memicu gempa dengan kekuatan hingga 9,1 magnitudo jika seluruh tepian patahan tergelincir secara bersamaan.
Kekhawatiran ini diperkuat oleh gempa Miyazaki berkekuatan 7,1 magnitudo yang terjadi baru-baru ini, yang dapat menjadi pemicu bagi gempa dahsyat berikutnya.
BMKG menggarisbawahi bahwa meskipun gempa besar di Megathrust Nankai dapat memicu tsunami besar, dampak langsung terhadap Indonesia tidak akan signifikan karena jarak yang sangat jauh.
Namun, tsunami yang terjadi di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia, sehingga peringatan dini dan mitigasi menjadi sangat penting.
Untuk menghadapi potensi bahaya ini, BMKG telah mempersiapkan sistem monitoring dan peringatan dini yang canggih.
Sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) dirancang untuk menyebarluaskan informasi gempa dan peringatan tsunami secara cepat dan akurat.
BMKG juga terus melaksanakan berbagai kegiatan mitigasi bencana, seperti pelatihan, drill, dan edukasi kepada masyarakat dan instansi terkait.
Selain itu, BMKG mengidentifikasi potensi risiko di wilayah Indonesia, terutama pada Seismic Gap Megathrust Selat Sunda M8,7 dan Megathrust Mentawai-Suberut M8,9, yang juga berpotensi memicu gempa besar.
Upaya mitigasi yang dilakukan BMKG meliputi edukasi dan pembentukan komunitas siaga tsunami untuk meminimalkan dampak bencana dan mengurangi risiko hingga mungkin mencapai zero victim.
Dengan langkah-langkah ini, BMKG berharap dapat menekan risiko dampak bencana yang mungkin terjadi dan mempersiapkan masyarakat dengan baik untuk menghadapi kemungkinan bencana alam.***