DECEMBER 9, 2022
Fashion

Revitalisasi Batik: Inisiatif Menarik yang Membawa Kembali Tradisi ke Generasi Muda

image
Koleksi batik dari brand lokal OE.(Antara)

ENTERTAINMENTABC.COM - Inisiatif regenerasi pengrajin batik telah dimulai oleh berbagai pihak yang peduli terhadap kelestarian budaya Indonesia. Salah satunya adalah jenama batik asal Indonesia, OE.

Didirikan pada tahun 2013, OE lahir dari pengalaman langsung pendirinya yang bertemu pengrajin batik di Yogyakarta dan Solo saat masih kuliah.

Founder dan CEO OE, Rizki Triana, atau akrab disapa Kiki, mengungkapkan, "Kami benar-benar memulai dari nol. Saat kuliah, kami melakukan perjalanan batik ke Jogja dan Solo, di mana kami bertemu langsung dengan para pengrajin. Di situ, saya merasa ada keresahan, karena banyak pengrajin yang sudah tua."

Kiki menambahkan bahwa kekhawatiran besar muncul saat mengetahui bahwa para pengrajin batik didominasi oleh generasi tua, sementara anak-anak mereka lebih memilih bekerja di pabrik karena menganggap batik sudah tidak "keren" lagi.

Kini, OE tidak hanya merangkul pengrajin senior, tetapi juga melibatkan para pengrajin muda dalam proses regenerasi.

Setelah UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012, banyak anak muda justru kehilangan minat untuk meneruskan tradisi ini.

Hal ini mendorong OE untuk mencari cara agar batik kembali relevan bagi generasi muda.

Salah satu strategi yang diterapkan adalah menciptakan batik yang terjangkau tanpa mengorbankan kualitas dan tetap mempertahankan nilai artistik tinggi.

"Kami ingin batik tidak hanya menjadi simbol tradisi, tetapi juga bagian dari gaya hidup modern. Dengan desain menarik dan edukasi tentang pentingnya batik, kami berharap bisa menarik perhatian generasi muda," ujarnya.

Saat ini, batik telah berevolusi menjadi busana yang dapat dipadukan dengan gaya kasual, seperti sneakers, dan mulai diterima oleh anak muda.

Selama sebelas tahun terakhir, OE terus berinovasi dalam memasarkan batik, memanfaatkan platform digital seperti Tokopedia untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Keberhasilan OE juga tidak terlepas dari strategi pemasaran kreatif dan kampanye visual yang menarik.

Selain itu, OE mendukung gerakan sustainable fashion, dengan desain timeless yang tetap relevan meskipun dibeli bertahun-tahun lalu.

Pengelolaan stok dan limbah juga dilakukan secara ketat untuk menghindari pemborosan, dengan sisa produksi dimanfaatkan menjadi barang lain oleh mitra perusahaan.

Melalui upaya regenerasi ini, batik kini dilihat bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai peluang bisnis dan seni yang terus berkembang.

Anak muda semakin banyak terlibat, baik dalam proses pembuatan maupun dalam mempopulerkan batik sebagai bagian dari identitas modern mereka.

Regenerasi pengrajin batik ini bukan hanya tentang melestarikan tradisi, tetapi juga membawa kebanggaan dan relevansi baru bagi generasi selanjutnya.***

Berita Terkait