Tumor Hipofisis Gejala Tersembunyi yang Bisa Merusak Hidupmu Kenali Tanda-Tandanya Sebelum Terlambat
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 05 November 2024 06:47 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Tumor hipofisis adalah pertumbuhan sel yang tak terkendali di kelenjar hipofisis, bagian kecil di dasar otak yang berperan penting dalam mengatur hormon tubuh.
Lebih lanjut Tumor hipofisis bisa sangat mengganggu hidupmu, tapi sayangnya sering kali terabaikan hingga dampaknya lebih besar.
Apa saja gejala Tumor hipofisis yang perlu kamu waspadai? Dan bagaimana cara penanganannya agar bisa hidup normal lagi? Simak penjelasannya!
Baca Juga: Waspada! Tanda Awal Anemia yang sering Disepelekan dan harus segera Diketahui
Ahli bedah saraf RS Siloam Lippo Village Karawaci Prof. Dr. dr. Julius July, Sp.BS (K) Onk, MKes, IFAANS menjelaskan bahwa tumor hipofisis bisa bersifat jinak atau ganas, tetapi sebagian besar kasus adalah tumor jinak yang tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Gejala Tumor Hipofisis yang Sering Diabaikan
Tumor hipofisis bisa memberikan berbagai gejala, tergantung ukuran dan lokasinya.
Baca Juga: Pahami Wasir Gejala, Penyebab, dan Cara Tepat Mengobatinya
Salah satu gejala yang paling umum adalah gangguan penglihatan, khususnya kebutaan periferal, yang terjadi akibat tumor menekan saraf optik.
Jadi, kalau kamu mulai merasa penglihatanmu mulai kabur di bagian luar, hati-hati, itu bisa jadi tanda awal.
Selain itu, sakit kepala juga sering jadi keluhan pertama yang muncul.
Baca Juga: Waspada! Kanker Payudara Bisa Menyelinap Tanpa Gejala, Ketahui Fakta Penting Ini
Perubahan hormon juga bisa jadi petunjuk tumor ini.
Pada wanita, misalnya, menstruasi yang tak teratur atau penambahan berat badan yang tidak jelas penyebabnya sering dilaporkan.
Kalau kamu mengalami gejala-gejala ini, jangan tunggu sampai semakin parah, segera periksakan diri!
Baca Juga: Bedakan Gejala Wajah Mencong, Apakah Stroke atau Bell's Palsy? Ini Penjelasan Menurut Dokter
Siapa yang Lebih Rentan Terkena Tumor Hipofisis?
Siapa saja bisa terkena tumor hipofisis, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko.
Usia 30-50 tahun adalah rentang usia yang paling sering mengalaminya, dan wanita cenderung lebih rentan dibandingkan pria.
Hal ini mungkin berkaitan dengan pengaruh hormon, yang juga berperan dalam pembentukan tumor tersebut.
Menurut data, tumor hipofisis adalah sekitar 10-15% dari semua tumor otak, yang berarti cukup umum terjadi.
Bagaimana Cara Mendiagnosis Tumor Hipofisis?
Untuk mendiagnosis tumor hipofisis, langkah pertama yang akan dilakukan dokter adalah tes darah untuk memeriksa kadar hormon dalam tubuh.
Jika hasilnya menunjukkan ketidakseimbangan hormon, bisa jadi ini adalah pertanda adanya tumor.
Selanjutnya, tes pencitraan seperti MRI atau CT scan akan digunakan untuk melihat lokasi dan ukuran tumor.
Pencitraan ini juga membantu dokter membedakan tumor hipofisis dengan jenis tumor otak lainnya.
Jangan khawatir, proses diagnosisnya cukup mudah dan bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi kesehatanmu.
Dengan diagnosis yang tepat, penanganan bisa segera dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pengobatan Tumor Hipofisis: Pembedahan atau Terapi Non-Bedah?
Ada dua pilihan utama dalam menangani tumor hipofisis: pembedahan dan pengobatan non-bedah. Jika tumor cukup besar atau menyebabkan gejala yang mengganggu, pembedahan biasanya menjadi pilihan utama.
Namun, jika tumor relatif kecil atau dapat dikendalikan dengan terapi hormon, pengobatan non-bedah bisa menjadi alternatif yang lebih aman.
Jika memilih pembedahan, salah satu teknik terbaru adalah EETS (Endoscopic Endonasal Transphenoidal Surgery), yang dilakukan melalui hidung.
Prosedur ini lebih minim invasif dan mengurangi risiko komplikasi serta waktu pemulihan yang lebih cepat dibandingkan operasi konvensional.
EETS: Pembedahan Minimal Invasif yang Lebih Aman
EETS adalah inovasi terkini dalam pengobatan tumor hipofisis. Berbeda dengan pembedahan konvensional, EETS dilakukan melalui hidung dan sinus, mengurangi risiko kerusakan jaringan di sekitar tumor.
Selain itu, prosedur ini juga memberikan waktu pemulihan yang lebih cepat, karena sayatan yang lebih kecil dan rasa sakit pasca operasi yang lebih sedikit.
Walaupun relatif lebih aman, tetap ada risiko infeksi atau perdarahan yang perlu diwaspadai, terutama karena tumor terletak dekat dengan saraf optik.
Proses Pemulihan yang Cepat Setelah EETS
Setelah menjalani EETS, sebagian besar pasien hanya memerlukan waktu pemulihan sekitar 1 hingga 3 hari di rumah sakit.
Masa penyembuhannya jauh lebih cepat dibandingkan prosedur bedah konvensional, sehingga pasien bisa kembali beraktivitas lebih cepat.
Meski begitu, kamu tetap perlu pemantauan intensif untuk memastikan tidak ada komplikasi yang muncul.
Kolaborasi Tim Medis: Kunci Keberhasilan Pengobatan
Menangani tumor hipofisis memerlukan tim medis yang terdiri dari berbagai spesialis.
Di RS Siloam Lippo Village Karawaci, tim multidisiplin yang terdiri dari ahli saraf, endokrinologi, THT, dan lainnya, bekerja sama untuk menangani lebih dari 80 kasus tumor hipofisis dan kanker hipofisis.
Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan terbaik dan hasil yang optimal.
Kenapa Diagnosis Dini Itu Sangat Penting?
Semakin cepat tumor hipofisis terdeteksi, semakin besar kemungkinan pengobatan berhasil.
Jadi, kalau kamu merasakan gejala seperti sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, atau perubahan berat badan, segera periksakan diri ke dokter.
Diagnosis dini memungkinkan perawatan yang lebih cepat dan lebih efektif, yang bisa meningkatkan kualitas hidupmu secara signifikan.***