Profil Todo Tua Pasaribu Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi di Kabinet Merah Putih yang Siap Wujudkan Indonesia Emas
- Penulis : Mila Karmila
- Senin, 02 Desember 2024 16:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Todo Tua Pasaribu mencuri perhatian sebagai Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi di Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran.
Dengan pengalaman panjang di dunia bisnis, Todo Tua Pasaribu dipilih langsung oleh Presiden Prabowo untuk mendampingi Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Profil Todo Tua Pasaribu, pria kelahiran 14 Januari 1980 ini memiliki tugas strategis untuk memperkuat iklim investasi di Indonesia sekaligus mendorong hilirisasi yang berkelanjutan.
Baca Juga: Profil Dony Oskaria Paman Nagita Slavina Jadi Wamen BUMN, Ini Perjalanan Karier yang Bikin Takjub
Ia memulai kariernya sebagai lulusan teknik industri Universitas Trisakti.
Selama masa kuliah, ia aktif di organisasi dan sempat menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Industri pada 2001-2003.
Setelah lulus, ia merintis karier di dunia bisnis sejak 2005.
Langkah awalnya dimulai sebagai Manajer Operasional di PT Jagat Energy hingga 2009.
Kemudian, ia bergabung dengan PT Chatura Indonesia sebagai Direktur dari 2012 hingga 2023.
Tidak hanya itu, ia juga menjabat sebagai Direktur di PT Thopas Artha Nauli sejak 2016, sebuah perusahaan yang fokus pada pengelolaan pabrik baru di berbagai sektor, mulai dari minyak dan gas hingga tenaga listrik.
Keaktifannya di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) sejak 2011 turut memperkuat namanya sebagai sosok pebisnis yang andal.
Sebagai Wakil Menteri Investasi, ia memiliki tanggung jawab besar untuk membantu Rosan Roeslani mencapai target realisasi investasi sebesar Rp1.650 triliun pada 2024.
Selain itu, ia juga diharapkan dapat mengarahkan investasi yang memberikan dampak jangka panjang bagi perekonomian Indonesia.
Proyek besar lainnya adalah memastikan diversifikasi produk turunan sumber daya alam, sehingga proses hilirisasi bisa memberikan manfaat maksimal.
Tidak hanya sekadar menarik investor, ia juga dituntut untuk memilah investasi yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi Indonesia.
Ia menegaskan bahwa investasi yang akan diprioritaskan adalah yang berorientasi ekspor dengan membangun pabrik di Indonesia.
Strategi ini bertujuan untuk memberikan efek domino bagi perekonomian, termasuk memperkuat posisi produk lokal dan UMKM.
Ia dan Rosan diharapkan dapat mendorong pendapatan per kapita masyarakat Indonesia menjadi lebih dari 30.000 dolar AS pada 2045.
Hal ini sesuai dengan visi besar Prabowo-Gibran untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Di bawah kepemimpinannya, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi magnet investasi global sekaligus memperkuat daya saingnya di kancah internasional.
Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, masa depan investasi Indonesia berada di tangan yang tepat.***