Pembukaan International Minangkabau Literacy Festival, Satupena Sumatra Barat BERPINDAHNYA PUSAT EKONOMI DARI BARAT KE ASIA
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 23 Februari 2023 08:34 WIB
- Membangkitkan Kultur Minangkabau dan Nusantara di Era Baru Pembukaan International Minangkabau Literacy Festival, Satupena Sumatra Barat BERPINDAHNYA PUSAT EKONOMI DARI BARAT KE ASIA Denny JA Dunia sedang berubah. Puncaknya nanti di tahun 2050, 30 tahun dari sekarang. Untuk pertama kalinya, pusat ekonomi dunia akan berpindah dari Barat ke Asia. Negara paling kuat secara ekonomi nantinya bukan lagi Amerika serikat. No 1 adalah Cina. No 2: India. Amerika serikat merosot ke no 3. Dan Indonesia melonjak menjadi negara no 4 dunia. Tiga dari empat negara paling kuat secara ekonomi, nantinya dari Asia: Cina, India dan Indonesia. Yang membuat prediksi ini adalah Pricewater House Cooper, di tahun 2017. Ini lembaga bisnis dengan reputasi internasional. Dan hasil prediksi pricewater ini sudah diperkuat pula lembaga ekonomi dunia lainnya, seperti World Bank dan IMF. Ini adalah megatrend. Dalam 2000 tahun sejarah, berpindahnya pusat ekonomi dunia terjadi hanya beberapa kali saja. Di abad awal masehi, Roma yang menjadi pusat ekonomi dunia. Di abad pertengahan, abad 13, Otoman Empire datang. Datangnya era kolonialisme di abad ke 15, Spanyol yang memimpin. Ketika datang revoluti industri di abad 18, Inggris yang menonjol. Setelah perang dunia kedua, Amerika Serikat yang dominan. Tapi Spanyol, Inggris dan Amerika Serikat, ketiga- tiganya ada di dunia barat. Mereka menjadi pusat ekonomi dunia sejak 600 tahun lalu. Kini, di abad 21, di era revolusi industri keempat, pusat ekonomi dunia berpindah, dari barat ke Asia. Dan Asia akan bertumpu para 3 negara utama: Cina, India dan Indonesia. Sejarah juga menunjukkan. Pusat ekonomi juga akan berkembang menjadi pusat peradaban. Dari pusat ekonomi, menuju dominasi teknologi, kekuatan militer, dan ujungnya pusatvperadaban. Kita pun harus bersiap- siap dengan kebangkitan kultur Asia. Negara yang kuat tentu saja akan memilih memperkuat identitas kulturalnya sendiri, memperbaharui dan memberdayakan identitas kulturnya sendiri. Ini bagus untuk dunia. Dominasi kultur barat selama ini akan diperkaya oleh kultur dari Asia. Strategi budaya kita harus dihidupkan dalam kerangka megatrend itu. Bahwa Asia akan menjadi pusat ekonomi, lalu pusat peradaban dunia. Budaya Minangkabau harus pula kita berdayakan masuk ke dalam kerangka mega trend itu. Ini bukan hal mustahil mengingat Minangkabau kaya potensi. Kita bisa merujuk kepada hasil riset media CNN. Ini media legendaris, televisi pertama dalam sejarah yang 24 jam isinya hanya berita saja. Di tahun 2017, CNN meriset 50 makanan dunia paling populer. Audience yang diriset adalah audience berbagai belahan dunia Yang diriset berbagai makanan, mulai dari Sushi dan Ramen dari Jepang. Tom Yam dari Thailand, Pecking Duck dari Cina. Juga Hamburger dan Steak dari Amerika Serikat. Hasilnya menyentak kita. No 1 yang populer adalah Rendang dari Indonesia. Lebih tepatnya, rendang dari Minangkabau. Rendang terpilih mengalahkan makanan populer manca negara lain. Saya baca sejarahnya, rendang ini sudah dikenal sejak abad ke 16, 500 tahun lalu. Para pedagang dan pelayar seringkali membawa rendang karena ini makanan yang awet. Kita berdecak kagum dengan karya seni nenek moyang kita di Sumatra Barat. Bagi kita kuliner itu juga bentuk seni; seni di bidang makanan. Di tahun 2021, CNN kembali membuat riset 50 makanan populer dunia. Rendang memang tak lagi nomor satu, tapi tetap masuk Top 11, rangking ke sebelas. Tentu ketika kita ingin membangkitkan kultur Minangkabau, banyak lagi elemen kultur lainnya di Minangkau. Pertama ada dunia kuliner. Rendang salah satunya saja. Ada pula dunia seni pada umumnya. Tarian piring salah satunya. Ada arsitektur. Rumah gadang contohnya. Ada pula dunia sastra. Pantun Sumatra Barat contohnya. Memberdayakan budaya Minangkabau, itu tak berarti kita menghidup- hidupkan budaya lama. Tapi kita memperbaharuinya, memberi nafas baru, memberi spirit baru agar karya budaya itu sesuai dengan zaman baru. Itu artinya kita mempopulerkan kembali warisan budaya lokal kita dengan teknologi tinggi dan mindset masa kini. Contohnya adalah komik superhero yang lahir di tahun 1950an- 1960an, seperti Batman, Superman dan Spiderman. Film tentang tokoh hero itu kini masuk dalam list film paling laris di dunia, 60- 70 tahun setelah komik itu dilahirkan. Tokoh hero itu dalam film ditampilkan dengan menggunakan teknologi tinggi, sound effect yang paling muthakir. Spiderman masa kini bahkan diceritakan mengundang spiderman dari alam semesta lain. Ternyata ada banyak spiderman, sesuai dengan ada banyak alam semesta. Kita berada di alam multi universe, paralel universe. Ada lebih dari satu alam semesta. Ada banyak kehidupan lain di luar jagad semesta kita. Kita tahu ini konsep paralel universe. Ini konsep fisika modern mutakhir. Ini mindset masa kini. Karya dari masa lalu bisa sangat populer jika diperbarui dengan teknologi tinggi dan mindset masa kini. Setelah produk budayanya kita bangkitkan dengan spirit baru, bagaimana kita mempopulerkan budaya itu ke tingkat dunia? Ini juga hukum besi sejarah. Tak ada produk budaya di era ini yang bisa populer sendiri secara alamiah. Tak ada produk budaya yang bisa populer sendiri secara apa adanya. Semua perlu dimarketingkan: semua perlu dikemas dan dimobilisasi. Kita bisa belajar dari strategi budaya Korea Selatan. Kini korea selatan sangat menonjol di tingkat dunia sekalipun. Musik korea diwakili BTS, band anak- anak muda. Mereka bahkan dianggap the Beatles masa kini. Kemanapun mereka pentas, mereka melahirkan histeria massa. Film Korea, Parasite, bahkan menjadi Film Terbaik Oscar di tahun 2020. Drama Korea di Netflix termasuk dalam jajaran yang paling disukai. Apa yang terjadi? What is behind the scene? Tiga hal ini yang utama. Dan ketiganya dapat dikerjakan juga di Indonesia. Pertama, kultur Korea dikampanyekan secara internasional, dan dijadikan bagian dari diplomasi kultural resmi pemerintahan. Negara secara sengaja menjadikan diplomasi kultural sebagai bagian dari diplomasi kenegaraan. Strategi pertumumbuhan ekonomi nasional secara sengaja juga disusun dengan memasukkan pemberdayaan budaya nasional di sana. Kedua, perusahaan besar Korea juga ikut mengkampanyekan budaya Korea. Perusahaan besar seperti Hyundai dan Samsung juga diminta ikut memberdayakan kultur Korea. Jika produk budayanya disukai dunia, musiknyq, drama, film, itu juga akan memberikan efek kepada industri Korea. Brand besar bisnis Korea juga diuntungkan. Ketiga, komitmen pemerintah itu dikongkretkan pula dengan alokasi anggaran dari pemerintahnya. Sejak tahun 1990an, 1 persen dari APBN nya dialokasikan untuk pemberdayaan kuktur Korea. Itu jumlah yang sangat besar. Kita bisa bayangkan APBN indonesia per tahun 3000 Trilyun rupiah. Satu persen saja dari 3000 Trilyun adalah 30 Trilyun pertahun. Sebanyak 30 Trilyun setiap tahun dialokasikan memberdayakan budaya, itu sudah sangat, sangat, sangat cukup. Karena itu kita menyambut baik acara IMLF ini, International Minangkabau Literacy Festival ini. Ini acara yang sepenuhnya diinisiasi oleh teman- teman Satupena Sumatra Barat, di bawah Sastri Bakri. Bravo. Acara ini dapat menjadi momentum untuk membangkitkan kembali Minangkabau, membangkitkan kembali raksasa yang sedang tidur. Kerja budaya ini jauh lebih mudah jika dibantu oleh pemerintah daerah dan pemerintah nasional. Kita ikuti saja strategi yang sudah sukses dari Korea Selatan. Mulai dari anggaran. Misalnya 1 persen dari APBD Sumatra Barat dialokasikan untuk memberdayakan kultur Minangkabau. APBD Sumatra Barat tahun 2023 lebih dari 6 Trilyun rupiah. 1 persen berarti 60 milyar setahun dialokasikan Pemda Sumbar untuk memberdayakan budaya Minangkabau. Itu sudah sangat, sangat, sangat cukup. Total APBN Indonesia sekitar 3000 Trilyun. Satu persennya berarti 30 Trilyun rupiah per tahun dialokasikan untuk memberdayakan budaya Nusantara. Ini akan menjadi langkah awal yang signifikan. Tiga puluh tahun dari sekarang, ketika budaya Minangkabau berjaya di dunia internasional, kita tahu bersinarnya budaya Minangkabau saat itu ikut dibangkitkan oleh acara kita malam ini. Pembukaan International Minangkabau Literacy Festival, Satupena Sumatra Barat BERPINDAHNYA PUSAT EKONOMI DARI BARAT KE ASIA (Nes, Cus, Cos)