Menurut otakukart.com, musim ketiga mencoba mematangkan karakter Belly dengan latar baru seperti kampus dan kota besar.

Namun, serial ini tetap mempertahankan elemen khasnya: flashback, pantai, dan momen-momen kecil yang menyentuh hati.

Jenny Han sebagai showrunner juga mendapat pujian karena konsisten menjaga tone cerita dan tidak memaksakan perpanjangan yang tidak perlu.

Keputusan untuk mengakhiri serial di musim ketiga dianggap tepat, karena sesuai dengan struktur trilogi novelnya.

Meski ada kritik soal pacing dan subplot yang kurang kuat, fans tetap setia karena sudah terikat secara emosional dengan karakter-karakternya.

Serial ini juga sukses membangun komunitas online yang aktif, dengan tagar seperti #TeamConrad dan #TeamJeremiah yang terus trending di media sosial.

Sedangkan menurut rottentomatoes.com, meski ada perdebatan soal ending, banyak yang menyebut episode terakhir sebagai “penutup yang manis dan menyakitkan.”

Bagi Gen Z dan milenial, The Summer I Turned Pretty bukan sekadar tontonan, tetapi ruang refleksi tentang cinta pertama dan kehilangan.

Serial ini mengajarkan bahwa tumbuh dewasa bukan hanya soal memilih pasangan, tetapi juga tentang mengenal diri sendiri.

Kini setelah Belly sudah memilih dan cerita sudah selesai, penonton pun siap move on, meski dengan hati yang masih tertinggal di Cousins Beach.***