Kemenkes Gandeng Polri Selidiki Kasus Bunuh Diri Dokter Spesialis: Terungkap Fakta Mengejutkan
- Penulis : Mila Karmila
- Kamis, 15 Agustus 2024 18:35 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Kemenkes kini berkolaborasi dengan Polri untuk menginvestigasi kematian misterius seorang peserta PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) FK Universitas Diponegoro Semarang.
Kasus ini mengemuka setelah kematian sang peserta diduga merupakan bunuh diri.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengirim tim audit untuk kasus peserta PPDS yang bunuh diri.
Mereka melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kasus ini. "Kita saat ini mengirim audit karena ada kematian. Kami juga berkolaborasi dengan kepolisian untuk menyelidiki lebih dalam," jelas Menkes Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers di Istana Wapres, Jakarta.
Dalam proses penyelidikan, beberapa bukti penting telah ditemukan.
"Kami menemukan catatan harian korban. Di buku hariannya, ada informasi detail mengenai kondisi mental dan emosionalnya," kata Menkes.
Bukti ini akan membantu mengkonfirmasi apakah dugaan bunuh diri benar adanya. Jika terbukti, Kemenkes berjanji akan memberikan sanksi tegas kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Menkes juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap program pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, khususnya di bidang anestesi.
"Kita perlu memastikan bahwa tidak ada praktik bullying di lingkungan pendidikan. Kami ingin menciptakan tenaga medis yang tangguh tanpa harus melalui cara-cara ekstrem," ungkap Menkes.
Sementara itu, Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa pengawasan PPDS berada di bawah Fakultas Kedokteran Undip.
Namun, mengingat korban juga menjalani pendidikan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi, Kemenkes tetap terlibat dalam investigasi.
Tragisnya, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis dari FK Undip ditemukan meninggal dunia pada 12 Agustus lalu di tempat indekosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang.
Kematian korban yang berinisial AR diduga terkait dengan perundungan di tempat pendidikannya.
Kemenkes dan Polri berkomitmen untuk mengungkap fakta-fakta yang ada dan memastikan bahwa kasus serupa tidak terulang di masa depan.***