DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Tradisi Unik dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Sudan Lebih dari sekedar Hari Libur

image
Tradisi unik diwarnai dengan Sufisme dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Sudan. (X/@nu_online)

ENTERTAINMENTABC.COM - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan hari penting dalam penanggalan kalender Hijriah.

Pada umumnya, umat muslim Sunni merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan umat Syiah memperingatinya pada tanggal 17 Rabiul Awal. -

Di Sudan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekadar hari libur nasional melainkan sebuah perayaan yang dipenuhi dengan berbagai kegiatan religius dan budaya. 

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW biasanya dimulai sekitar 12 hari sebelum tanggal perayaan dan berlangsung hingga hari berikutnya.

Perayaan Maulid di Sudan memiliki ciri khas yang berbeda terutama dengan kehadiran para pengikut tarekat Sufi yang memainkan peran penting dalam tradisi ini. 

Adanya berbagai jenis Tarekat Sufi di Sudan, seperti Khatimayah, Tijaniya, Samaniya, dan Mahadiya merupakan komunitas spiritual yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan religius masyarakat Sudan. 

Dengan begitu, Maulid menjadi salah satu hari raya paling penting bagi komunitas Sufi, yang merayakannya dengan berbagai kegiatan seperti Halqat Zikr dan madeeh.

Halqat Zikr adalah kegiatan berdoa dengan melafalkan  doa secara berulang-ulang baik secara diam-diam maupun keras yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Dalam konteks Maulid, Halqat Zikr dilakukan dengan penuh semangat dan sering kali diiringi oleh musik tradisional yang membangkitkan suasana spiritual.

Di sisi lain, Madeeh adalah sebuah acapella yang dilakukan dengan menggunakan alat musik lokal. 

Prosesi ini merupakan bentuk pujian dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW serta salah satu cara masyarakat Sudan mengekspresikan kecintaan mereka kepada sang Nabi. 

Adapun puncak perayaan Maulid di Sudan dikenal dengan sebutan Waqfat Al-Mawlid di mana ribuan sufi berkumpul di masjid-masjid untuk melakukan zikr, berdoa, dan mendengarkan kisah-kisah tentang Nabi Muhammad Saw.

Sehubungan dengan itu, pengaruh Sufi di Sudan sangat kuat, ini dibuktikan dengan populasi Sufi di negara ini menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Di Omdurman salah satu kota besar di Sudan tepatnya pada Masjid Hamad El-Nil menjadi pusat kegiatan sufi terutama pada hari Jumat. 

Masjid ini juga merupakan tempat makam Sheikh Hamad El-Nil seorang pemimpin Sufi terkenal dari abad ke-19. 

Setiap Jumat, masjid ini dipenuhi oleh para darwis Sufi yang melakukan zikr dengan penuh semangat, menari, dan berdoa hingga mencapai kondisi puncak spiritual mereka. 

Salah satu ciri khas dari komunitas Sufi di Sudan adalah cara berpakaian mereka yang sangat unik. 

Para darwis Sufi biasanya mengenakan jubah hijau zamrud dengan tambalan dan menggunakan kalung manik-manik merah delima di leher. 

Pemandangan ini menjadi ciri khas di daerah Omdurman setiap hari Jumat saat para darwis berkumpul untuk melaksanakan zikr. 

Toleransi dalam ajaran Sufi tercermin dalam suasana perayaan yang meriah dengan suara drum dan musik menjadi bagian dari doa sehari-hari yang dipenuhi dengan kegembiraan.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Sudan bukan hanya sekedar perayaan yang religius tetapi juga sebuah cerminan budaya yang sangat kental. 

Melalui tradisi Halqat Zikr dan Madeeh, masyarakat Sudan mengekspresikan kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW dan memperkuat ikatan spiritual dalam komunitas mereka. 

Perayaan ini menjadi salah satu momen terpenting dalam kalender Islam di Sudan sekaligus menjadi bukti nyata terhadap tradisi Sufisme yang terus hidup dan berkembang dalam masyarakat.

Penulis: Atthoriq Aziz

Berita Terkait