Siap Perang! Sejuta Pemuda Korea Utara Mendaftar ke Militer
- Penulis : Mila Karmila
- Rabu, 16 Oktober 2024 13:49 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Korea Utara (Korut) baru saja mengklaim bahwa lebih dari 1 juta pemuda telah mendaftar untuk bergabung dengan militer dalam seminggu terakhir.
Kenaikan jumlah pendaftar ini terjadi di tengah ketegangan yang semakin memanas di Semenanjung Korea, setelah Pyongyang menuduh Korea Selatan (Korsel) mengirim drone ke wilayahnya untuk pendafttaran militer.
Aksi Patriotik di Tengah Provokasi
Baca Juga: Ini Dia Deretan Kabinet Nama Calon Menteri Baru Prabowo yang Sudah Dipanggil, Siapa Saja?
"Jutaan pemuda ikut berjuang untuk mengatasi provokasi serius dari Korea Selatan, yang melanggar kedaulatan kami dengan mengirimkan drone," lapor Korean Central News Agency (KCNA) pada Rabu 16 Oktober 2024.
DPRK, atau Republik Demokratik Rakyat Korea, adalah nama resmi Korut.
Gelombang Pendaftaran yang Menakjubkan
Baca Juga: Ini Dia Sosok Profil Widiyanti Putri Wardhana,Pengusaha Sukses yang Dipanggil Prabowo ke Kertanegara
Menurut laporan KCNA, lebih dari 1,4 juta pemuda, termasuk pejabat liga pemuda dan pelajar, secara sukarela mendaftar militer atau kembali bergabung dengan Tentara Rakyat Korea pada tanggal 14 dan 15 Oktober.
Korut memiliki sistem wajib militer yang ketat bagi semua pria, dan mereka mengklaim adanya gelombang patriotik di tengah ketegangan dengan Korsel dan Amerika Serikat (AS).
Tindakan Provokatif Korut
Baca Juga: Siapa Stella Christie? Guru Besar Tsinghua University yang Dipanggil Prabowo untuk Kabinet
Di sisi lain, pada Selasa 15 Oktober 2024, Korut meledakkan ruas jalan dan jalur kereta simbolis di perbatasan sebagai respons terhadap dugaan pengiriman drone.
Mereka memperingatkan bahwa setiap pengerahan drone lebih lanjut akan dianggap sebagai deklarasi perang.
Pyongyang bahkan memerintahkan tentara di perbatasan untuk bersiap menembak.
Baca Juga: Ini Dia Alasan Jokowi Copot Budi Gunawan dari Kepala BIN!
Kontroversi Drone
Sementara itu, Seoul membantah telah mengirim drone, namun Pyongyang mengklaim memiliki "bukti jelas" yang menunjukkan keterlibatan Korsel.
Drone yang diluncurkan dari wilayah Korsel dilaporkan menyebarkan selebaran propaganda antirezim di ibu kota Korut.
Aktivis dan Balon Propaganda
Walaupun belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas pengiriman drone tersebut, aktivis di Korsel telah lama menerbangkan balon-balon yang membawa selebaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan.
Taktik ini memicu kemarahan Korut, yang membalas dengan mengirimkan balon berisi sampah ke Korea.
Langkah Pencegahan Korsel
Otoritas Korsel di dekat perbatasan telah mengambil tindakan untuk mencegah aktivis meluncurkan balon ke wilayah Korut.
Seorang pejabat pemerintah Provinsi Gyeonggi menyatakan bahwa wilayah seperti Yeoncheon, Gimpo, dan Paju akan ditetapkan sebagai "zona berbahaya khusus," di mana siapapun yang mencoba mengirim selebaran ke Korut dapat dikenakan penyelidikan kriminal.
Dengan situasi yang semakin tegang, perhatian dunia kini tertuju pada perkembangan terbaru di Semenanjung Korea.***