DECEMBER 9, 2022
Internasional

Serangan Brutal di RS Gaza: Pasien Anak Tewas, Medis Terluka, dan WHO Kehilangan Kontak

image
Tentara Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza utara (ANTARA)

ENTERTAINMENTABC.COM - Pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, menyebabkan kekacauan dan ketakutan.

Serangan itu menewaskan dua pasien anak yang sedang dalam ventilator dan melukai sejumlah petugas medis.

Saksi mata menyebut, tentara Israel memerintahkan pasien dan keluarga mereka untuk berkumpul di halaman setelah rumah sakit dihantam serangan udara.

Baca Juga: Iran Peringatkan AS Bertanggung Jawab Atas Konsekuensi Jika Dukung Serangan Israel

Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Hussam Abu Safiya, mengungkapkan bahwa dua anak pasien meninggal akibat mesin ventilator yang terkena ledakan.

"Kami butuh bantuan, tapi malah dikirimi tank," kata Abu Safiya dalam video emosional yang ia unggah ke media sosial, seperti dikutip oleh Middle East Eye.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 600 orang, termasuk pasien dan petugas medis terjebak di dalam Rumah Sakit Kamal Adwan.

Baca Juga: Macron ke Netanyahu: Kematian Pemimpin Hamas, Peluang Baru untuk Gencatan Senjata di Gaza

Situasinya sangat mengkhawatirkan karena pasukan Israel bahkan melarang kiriman bantuan masuk, padahal terdapat lebih dari 15 pasien yang mendesak membutuhkan operasi.

Di platform X, Direktur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus, menyatakan bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan staf di RS Kamal Adwan.

Ia menggambarkan serangan ini sebagai "sangat mengganggu," menunjukkan betapa seriusnya dampak serangan terhadap kesehatan dan keselamatan pasien.

Baca Juga: Pasukan Israel Kepung Rumah Sakit di Gaza, Anak-Anak Kritis Terjebak Tanpa Perawatan

Israel, menurut pernyataan militernya yang dikutip Al Jazeera, mengklaim serangan itu berdasarkan intelijen tentang keberadaan "teroris" dan "infrastruktur teroris" di rumah sakit tersebut.

Namun, agresi ini telah merenggut nyawa lebih dari 42.800 warga Palestina, mayoritas wanita dan anak-anak sejak 7 Oktober 2023, sementara lebih dari 100.500 lainnya terluka.

Tragedi ini terjadi di tengah blokade ketat yang mengakibatkan krisis besar-besaran, mulai dari kelangkaan pangan, air bersih, hingga obat-obatan.

Tindakan Israel di Gaza kini sedang dihadapkan pada kasus genosida di Mahkamah Internasional, menambah sorotan dunia terhadap penderitaan penduduk Palestina di wilayah tersebut.***

Berita Terkait