Profil Faisol Riza Wakil Menteri Perindustrian di Kabinet Merah Putih dengan Misi Besar Dongkrak Industri Nasional
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 26 November 2024 06:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka secara resmi melantik Faisol Riza sebagai Wakil Menteri Perindustrian di Kabinet Merah Putih.
Dalam posisinya ini, Faisol Riza akan mendampingi Agus Gumiwang Kartasasmita untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan sektor industri nasional.
Profil Faisol Riza, lahir di Probolinggo pada 1 Januari 1973.
Baca Juga: Profil Immanuel Ebenezer Ketua Jokowi Mania yang Kini Jadi Wakil Menteri di Kabinet Presiden Prabowo
Pendidikan dasarnya ia tempuh di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama sebelum melanjutkan ke MTs Nurul Jadid dan MA Nurul Jadid.
Perjalanan akademiknya berlanjut di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, di mana ia mendalami Ilmu Filsafat.
Aktivitasnya di dunia organisasi dimulai sejak masa kuliah.
Ia sempat memimpin Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) pada 1998-1999 dan menjadi anggota Partai Rakyat Demokratik (PRD).
Ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 2008 dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPW PKB.
Karier politiknya terus berkembang hingga ia dipercaya menjadi Wakil Sekretaris Jenderal DPW PKB DKI Jakarta pada 2009.
Pada periode 2019-2024, ia terpilih sebagai anggota DPR RI dan menjabat sebagai Ketua Komisi VI.
Ia bertanggung jawab atas sektor penting seperti perindustrian, perdagangan, koperasi UKM, BUMN, investasi, dan standarisasi nasional.
Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai staf khusus di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2009-2014) serta Kementerian Pemuda dan Olahraga (2014-2017).
Sebagai Wakil Menteri Perindustrian, ia memiliki tanggung jawab besar.
Ia ditugaskan untuk membantu Agus Gumiwang menjaga iklim industri agar tetap kondusif dan menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Salah satu tantangan utama yang dihadapinya adalah meningkatkan kontribusi sektor manufaktur dari 19 persen menjadi lebih dari 25 persen.
Hal ini penting agar Indonesia mampu keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).
Selain itu, ia juga berupaya membantu Agus meningkatkan angka Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur yang sempat terkontraksi akibat tingginya impor produk jadi.
Ia turut mengemban misi besar pemerintah dalam mendorong industrialisasi berbasis sumber daya alam.
Langkah ini sejalan dengan visi dan delapan misi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran.***