Datuk Jasni Matlani: Puisi Esai Sudah Goes International dan Bagian dari High Culture
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 17 Desember 2024 06:42 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Genre sastra puisi esai kini sudah diterima secara meluas dan “goes international” dan menjadi bagian dari “high culture” yang berada di tempatnya yang terhormat.
Hal itu diungkapkan Datuk Jasni Matlani, sastrawan dan akademisi Malaysia, yang menjadi pembicara dalm diskusi di Festival Puisi Esai Jakarta II, 13-14 Desember 2024, di PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat.
Sesi diskusi yang bertema “Puisi Esai Goes International” itu menghadirkan narasumber Datuk Jasni Matlani, Fatin Hamama R. Syam, dan Monica JR, dengan moderator Sastri Bakry.
Baca Juga: Masa Depan Puisi Esai dan Refleksi tentang Musik Jazz
Datuk Jasni Matlani menyatakan, “Jika puisi esai yang high culture diadaptasi ke film, teater, dan sebagainya maka ia menjadi bagian dari pop culture, yang memanusiakan manusia.”
Datuk Jasni juga memuji penggagas puisi esai Denny JA. “Denny JA luar biasa karena kebaikan karyanya, dan karena hujatan kepadanya yang juga luar biasa. Tidak ada sastrawan Indonesia lain yang mengalami seperti itu,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Datuk Jasni menceritakan tantangan dan tekanan yang ia hadapi di Malaysia, ketika pertama kali memperkenalkan puisi esai. Tetapi ia gigih dan tetap bertahan, meski harus mencari dana sendiri.
Baca Juga: Denny JA Membuka Festival Puisi Esai: Penting Memadukan Isu Sosial dan Puisi
Ia berbesar hati bahwa pada 2024 ini puisi esai telah menjadi wahana sastra Melayu Nusantara di tingkat ASEAN dan global,
Datuk Jasni adalah sosok yang memprakarsai Festival Puisi Esai di Kota Kinabalu. Ia mengundang para sastrawan dan akademisi sastra dari Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, dan sebagainya. Ia juga yang memprakarsai Lomba Menulis Puisi Esai Se-ASEAN.
Datuk Jasni adalah juga pimpinan Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Sabah, serta Dewan Bahasa dan Sastera (Bahasa) Sabah.
Baca Juga: Kisahkan Ketidakadilan Itu Melalui Puisi Esai
Pembicara lain, penyair Fatin Hamama pada kesempatan itu menyatakan, “Puisi esai membawa misi kemanusiaan yang universal. Puisi esai juga menjadi sarana alternatif sebagai diplomasi sastra.”