DECEMBER 9, 2022
News

Inspirasi Politik dari Mata Air Bung Karno dan Sjahrir: Pengantar dari Denny JA untuk Buku Puisi Esai Isti Nugroho

image
Pengantar dari Denny JA untuk Buku Puisi Esai Isti Nugroho. (Entertainmentabc.com/Kiriman)

Oleh : Denny JA

ENTERTAINMENTABC.COM - “Manusia bisa mati. Negara bisa jatuh dan hilang. Tetapi gagasan yang kuat akan terus hidup dari generasi ke generasi.”

Demikianlah kutipan dari John F. Kennedy. Ini yang teringat ketika saya membaca puisi esai Isti Nugroho berjudul: Berkisar di antara Soekarno dan Sjahrir.

Baca Juga: Lukisan Denny JA: Artificial Intelligence dan Makna Tersembunyi di Balik Hening adalah Bahasa Tuhan

Dua pendiri negara itu, Bung Karno dan Bung Sjahrir, sudah wafat puluhan tahun lalu. Tapi gagasannya terus hidup. Gagasan mereka juga hidup dalam sikap politik Isti Nugroho. Ia ekspresikan itu lewat kata-kata:

“Di antara Soekarno dan Sjahrir  
Kutemukan dua mata air.  
Deras mengalir ke tanah-tanah kering.  
Menjelma jadi sungai-sungai bening.”

Isti Nugroho menceritakan perjumpaannya dengan pemikiran Bung Karno dan Bung Sjahrir melalui metafora:

Baca Juga: Denny JA Terbitkan Buku Dengan Science, Memenangkan Pilpres 2024, Transkripsi 100 Video Ekspresi Data

“Semasa kecil aku suka mandi di sungai yang dijaga Pak Marhaen

Suara deburan dan kecipak air mengiringi nyanyian kami:  
”Amerika kita setrika, Inggris kita linggis!”

Pak Marhaen tersenyum, sambil mengayunkan cangkulnya di sawah atau menatap gubuknya yang mengepulkan asap putih.”

Baca Juga: Album Penyair SATUPENA Oleh Artificial Intellegence: Pengantar Buku Puisi Sekaligus Album Lagu dari Denny JA

“Istriku masak ketela, kalian makanlah!” ucapnya seru, suaranya seperti memanggil burung-burung.”

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
Sumber: Kiriman

Berita Terkait