DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Rebo Wekasan: Mengintip Ritual dan Tradisi yang Dilestarikan Masyarakat Jawa

image
Ilustrasi air yang digunakan saat mandi safar dalam Rebo Wekasan. (PEXELS/@rgaproduction)

ENTERTAINMENTABC.COM - Rebo Wekasan adalah suatu tradisi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat jawa pada hari rabu terakhir bulan safar menurut perhitungan kalender jawa.

Dianggap sakral dan penuh malapetaka, Rebo Wekasan biassanya di isi dengan berbagai ritual dan kegiatan tolak bala dilakukan untuk meminta dan mendapatkan perlindungan dari Tuhan.

Berikut beberapa kegiatan yang biasanya dilakukan pada saat Rebo Wekasan, yaitu

Baca Juga: Segera Hadir di Indonesia Realme Note 60 HP Rp 1 Jutaan yang Tahan Banting, Catat Tanggal Rilisnya

1. Mandi Safar

Mandi safar merupakan tradisi yang cukup populer di kalangan masyarakat pada saat Rebo Wekasan.

Adapun mandi ini dilakukan menggunakan air doa yang dicampur dengan bunga-bungaan sebagai simbolis pembersihan diri dari musibah dan pengaruh buruk.

Baca Juga: Spesifikasi Realme Note 60, Smartphone Tahan Banting yang akan Hadir di Indonesia

2. Membuat Bubur Wekasan

Pada sebagian besar daerah, masyarakat membuat bubur wekasan yang memiliki warna merah dan putih sebagai bentuk keseimbangan antara kesucian dan keberanian.

Kemudian, bubur wekasan dibagikan kepada tetangga sekitar sebagai bentuk rasa syukur dan upaya untuk mengusir pengaruh buruk.

Baca Juga: Move On dari Reza Arap, Inilah Cara Terbaik Ala Wendy Walters Keluar dari Hubungan Toxic

3. Ritual Tolak Bala

Ritual tolak bala dilaksanakan oleh sesepuh dengan cara yang beragam pada setiap daerahnya.

Adapun pelaksanaan ritual ini bergantung pada adat dan tradisi masyarakat setempat.

Contohnya, ritual pelafalan mantra dan pembacaan ayat-ayat suci Al Qur'an yang diyakini dapat menghindarkan diri dari malapetaka.

Adanya tradisi Rebo Wekasan menunjukkan warisan budaya yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat.

Selain sebagai upaya melestarikan budaya, Rebo Wekasan juga menunjukkan usaha dalam menjaga diri dan keluarga dari pengaruh buruk dan marabahaya.***

Penulis: Atthoriq Aziz

Berita Terkait