DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Inilah Pandangan Sayyid Muhammad Al Maliki Tentang Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

image
Simak pandangan Sayyid Muhammad Al Maliki terkait Maulid Nabi Muhammad SAW. (X/@SujudAde)

ENTERTAINMENTABC.COM - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu perayaan yang telah dilaksanakan secara turun-temurun dalam tradisi umat Islam di Indonesia. 

Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tetapi juga menjadi cerminan dari keberagaman budaya Nusantara. 

Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam merayakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW mulai dari acara sederhana di masjid dan musholla sampai perayaan megah seperti Grebeg Maulud di Yogyakarta.

Namun, ada sebagian kecil kelompok yang menolak perayaan Maulid Nabi dengan alasan bahwa hal tersebut merupakan bid’ah atau hal yang tidak dilakukan dan diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari situs web resmi Nahdlatul Ulama, Sayyid MuhammadAl Maliki dalam Syarh Maulid ad-Diba’i memberikan beberapa alasan mengapa perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW boleh atau sunnah dilakukan oleh umat Islam.

1. Menunjukkan Kebahagiaan atas Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah bentuk rasa syukur dan kebahagiaan atas kelahiran Nabi yang mulia. 

Adanya Kisah Abu Lahab yang diringankan siksanya di neraka setiap hari Senin karena merasa bahagia dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi bukti betapa pentingnya merayakan Maulid Nabi. 

Meskipun Abu Lahab adalah seorang yang membenci dakwah Nabi Muhammad SAW.

Namun, kegembiraannya atas kelahiran Nabi tetap mendapatkan balasan yaitu diringankan siksaannya pada hari Senin di akhirat.

2. Ungkapan Rasa Syukur yang Dicontohkan Oleh Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW sering berpuasa pada hari Senin sebagai bentuk syukur atas kelahirannya.

Hal ini menunjukkan hari kelahiran beliau menjadi momen yang patut disyukuri. 

Sebagai umatnya, kita juga seharusnya menunjukkan rasa syukur atas kelahiran Nabi yang telah membawa cahaya Islam ke dunia.

3. Menghargai Rahmat Terbesar dalam Sejarah Manusia

Kehadiran Nabi Muhammad SAW di dunia adalah rahmat terbesar bagi seluruh umat manusia. 

Merayakan Maulid Nabi merupakan cara untuk mengekspresikan rasa syukur atas rahmat yang diberikan. 

Ini juga menjadi sarana untuk mengenang betapa besarnya pengaruh Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan umat Islam.

Upaya Meningkatkan Kecintaan dan Keimanan Melalui Pembacaan Sejarah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW

Salah satu tradisi dalam perayaan Maulid Nabi adalah pembacaan sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW mulai dari kelahiran hingga mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah kepadanya. 

Pembacaan sejarah ini tidak hanya memperdalam kecintaan kita kepada Nabi tetapi juga memperkuat keimanan kita. 

Selain itu, perayaan ini juga menjadi momen untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi seperti yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur'an pada surat Al-Ahzab ayat 56

4. Maulid Nabi Adalah Bid’ah Hasanah yang Bermanfaat

Perayaan Maulid Nabi telah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-temurun oleh umat Islam dan dianggap sebagai bid’ah hasanah. 

Para ulama menyatakan bahwa selama perayaan ini membawa manfaat dan tidak bertentangan dengan syariat maka hal ini bisa diterima dan dilakukan.

Sebagai contoh peristiwa pembukuan Al-Qur’an yang dilakukan pada zaman Khalifah Utsman bin Affan adalah bid’ah hasanah yang tidak diperintahkan langsung oleh Nabi.

Namun, Manfaatnya masih bisa terasa bagi umat Islam hingga saat hari ini.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna yang mendalam dalam kehidupan umat Islam. 

Selain sebagai bentuk rasa syukur dan kecintaan kepada Nabi perayaan ini juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi budaya di Nusantara. 

Oleh karena itu, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekedar tradisi tetapi juga wujud penghormatan dan rasa syukur atas rahmat yang diberikan Allah kepada umat manusia melalui kelahiran Nabi yang mulia.***

Penulis: Atthoriq Aziz

Berita Terkait