DECEMBER 9, 2022
News

LSI Denny JA: Jokowi Bawa Indonesia Naik Peringkat Ekonomi Dunia dalam 10 Tahun

image
Ilustrasi, LSI Denny JA menyebut perekonomian nasional mengalami naik peringkat dunia di tangan Jokowi. (Biro Presiden)

ENTERTAINMENTABC.COM - Selama sepuluh tahun kepemimpinan Jokowi, ekonomi Indonesia mengalami lonjakan yang mengesankan.

Menurut data dari World Bank, selama periode 2014 hingga 2024, PDB Indonesia tidak hanya tumbuh, tetapi juga naik peringkat di kancah global.

Pada tahun 2014, PDB Indonesia tercatat sebesar US$ 890,81 miliar, yang menempatkan negara kita di peringkat 18 ekonomi terbesar dunia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Buat Kejutan, Video Call dengan Pahlawan Emas Olimpiade Paris 2024

Namun, dalam waktu sepuluh tahun, pada 2023, PDB meloncat menjadi US$ 1,37 triliun.

Ini mengangkat Indonesia ke posisi 16, menandai pertumbuhan yang signifikan dalam kedua aspek, nilai dan peringkat.

Evaluasi kinerja presiden setelah masa jabatan sangat penting.

Baca Juga: Jokowi Ingin Menegaskan Legacy Lewat Narasi 40 Hari Berkantor di Ibu Kota Negara Nusantara 

LSI Denny JA mengembangkan metode penilaian yang mengacu pada tujuh indeks global dari lembaga-lembaga terkemuka seperti Transparency International dan The Heritage Foundation.

Jokowi sendiri meraih tiga rapor biru, tiga rapor netral, dan satu rapor merah dalam penilaian ini.

Jadi, apa itu PDB?

Baca Juga: LSI Denny JA Rilis Capaian Presiden Jokowi di Bidang Sosial Selama 10 Tahun Menjabat

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah ukuran total nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam periode tertentu.

PDB adalah indikator utama kesehatan ekonomi, membantu pemerintah dan investor merancang kebijakan dan strategi pembangunan.

World Bank adalah lembaga yang paling kredibel dalam mengukur PDB secara global. Sejak 1966, mereka telah mengumpulkan data dari lebih dari 190 negara.

Baca Juga: Jokowi Umumkan 10 Nama Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK 2024-2029

Dalam konteks ini, pertumbuhan PDB Indonesia selama sepuluh tahun Jokowi terlihat sangat positif.

Jokowi fokus pada pembangunan infrastruktur masif. Proyek jalan tol, pelabuhan, dan bandara membuat jaringan transportasi lebih efisien dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.

Selain itu, kebijakan deregulasi membantu memperbaiki iklim investasi dan menarik perhatian investor asing.

Sektor manufaktur dan jasa juga mengalami peningkatan daya saing.

Keduanya menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, berkat peningkatan kapasitas produksi dan teknologi digital yang semakin maju.

Namun, tidak semuanya mulus, tantangan seperti ketimpangan ekonomi antar daerah masih ada.

Meskipun pertumbuhan nasional terus meningkat, disparitas pembangunan antara Jawa dan luar Jawa masih signifikan.

Daerah luar Jawa tertinggal dalam akses pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Diversifikasi ekonomi juga menjadi tugas besar ke depan.

Ketergantungan pada ekspor komoditas, seperti batu bara dan minyak sawit, bisa berisiko jika harga internasional turun.

Masalah korupsi juga tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi untuk menjaga stabilitas jangka panjang.

Meskipun ada tantangan, selama sepuluh tahun pemerintahan Jokowi, ekonomi Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang solid.

Dengan pertumbuhan PDB yang stabil dan peringkat global yang meningkat, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan ekonomi yang semakin dominan di Asia dan dunia.

Namun, tantangan seperti ketimpangan pembangunan dan korupsi harus segera ditangani oleh pemerintahan selanjutnya.

Mengingat bahwa PDB bukan satu-satunya indikator, kesejahteraan sosial dan distribusi pendapatan juga perlu diperhatikan.

Jokowi telah meletakkan fondasi ekonomi yang kuat.

Sekarang, tanggung jawab ada di tangan pemimpin berikutnya untuk menjaga momentum ini dan mengatasi kelemahan yang ada.

Jika dikelola dengan baik, Indonesia akan terus tumbuh dan memperkuat posisinya di panggung ekonomi global.***

 

 

Sumber: LSI Denny JA

Berita Terkait