ENTERTAINMENTABC.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan bahwa budi daya lobster bisa menghasilkan potensi ekonomi mencapai 53 miliar dolar AS atau sekitar Rp800 triliun pada tahun 2030.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu, menjelaskan bahwa komoditas lobster di Indonesia memiliki keunggulan yang jauh lebih besar dibandingkan negara-negara tetangga.

Oleh karena itu, lobster dipilih sebagai salah satu dari lima komoditas unggulan untuk dikembangkan melalui model budi daya berkelanjutan.

Baca Juga: Kisah Rafael Tan Bisnis Seblak, Langsung Banjir Orderan - Resep Buatan Sendiri

"Tahun lalu, produksi lobster masih rendah, hanya 433 ton dengan nilai sekitar Rp179 miliar. Namun, kami optimis pada 2030 pangsa pasarnya bisa mencapai 53 miliar dolar AS. Ini tantangan besar buat kita," ujar Tb Haeru saat meninjau persiapan peresmian proyek Modeling Budi Daya Lobster di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.

Menurut Tb Haeru, Indonesia selama ini masih berfokus pada budi daya udang. Padahal, potensi lobster sangat besar dan menjanjikan.

Dari benih bening lobster (BBL), Tb Haeru memperkirakan bisa menghasilkan hingga Rp419 miliar pada tahun depan.

Baca Juga: Satrio Arismunandar Sebut AI Mampu Bantu UMKM Membuat Keputusan Bisnis Lebih Tepat

Ia percaya bahwa dengan adanya model budi daya ini, Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam rantai pasok global untuk lobster.

"Kalau proyek ini berhasil dan bisa diadopsi oleh stakeholder lainnya, Indonesia akan menjadi global supply chain untuk lobster, bahkan bisa menyaingi udang," tambahnya.

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono dijadwalkan akan meresmikan proyek Modeling Budi Daya Lobster di Batam pada Kamis, 10 Oktober 2023.

Baca Juga: Catat! 10 Tips Memulai Bisnis Bagi Pemula, Lebih Percaya Diri dan Terarah 

Model ini terdiri dari 144 kolam budi daya, dengan jenis lobster yang dibudidayakan adalah lobster mutiara dan pasir.