Rupiah Bergejolak, Tapi Tetap Stabil: Apa yang Terjadi Jelang Pelantikan Prabowo-Gibran?
- Penulis : Mila Karmila
- Minggu, 20 Oktober 2024 11:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami fluktuasi.
Namun, berhasil bertahan di level Rp15.460/US$.
Pada Jum'at, 18 Oktober 2024, rupiah menguat 0,19% setelah sebelumnya sempat menyentuh Rp15.505/US$ sehari sebelumnya.
Baca Juga: Puan Tegaskan PDIP Solid Dukung Prabowo-Gibran
Kenaikan ini berhasil membawa rupiah kembali di bawah Rp15.500/US$, level yang sempat bertahan beberapa hari terakhir.
Meski mengalami penguatan harian, rupiah tercatat melemah 0,58% secara mingguan.
Tren pelemahan ini terus berlanjut sejak awal Oktober, dengan total penurunan sebesar 2,57% sepanjang bulan ini.
Baca Juga: Anies Baswedan Santai Cak Imin Gabung Kabinet Prabowo
Kenaikan rupiah dalam satu hari terakhir dipicu oleh koreksi pada indeks dolar AS (DXY) yang turun 0,11% ke 102,58.
Sebelumnya, indeks dolar sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari sebulan terakhir.
Faktor utama yang memengaruhi dolar adalah data ekonomi AS yang menunjukkan peningkatan signifikan pada angka pekerjaan serta penurunan tingkat pengangguran.
Baca Juga: Ini Dia Hoaks Seputar Pelantikan Prabowo dan Ibu Kota yang Batal Pindah
Hal ini mendorong penguatan dolar yang menekan rupiah sepanjang bulan Oktober.
Selain itu, ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah juga memberi tekanan pada rupiah.
Harga minyak global melonjak lebih dari 9% dalam sepekan, memicu kekhawatiran pasar tentang dampak lonjakan impor bahan bakar pada ekonomi Indonesia.
Lonjakan impor tersebut bisa membebani nilai tukar rupiah di masa mendatang.
Namun, Indonesia masih memiliki cadangan devisa yang kuat.
Pada akhir September 2024, cadangan devisa mencapai 149,9 miliar dolar AS, cukup untuk menutupi 6,6 bulan impor.
Angka ini jauh di atas standar internasional yang hanya membutuhkan cadangan setara 3 bulan impor.
Meskipun ada optimisme, pemerintah tetap berhati-hati terhadap dinamika ekonomi global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah akan terus menjaga stabilitas makroekonomi dan memperkuat fundamental ekonomi untuk menghadapi ketidakpastian, terutama dengan menjaga inflasi dan defisit anggaran agar tetap terkendali.
Ralph Birger Poetiray, Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, menyatakan bahwa sentimen positif pasar juga dipicu oleh susunan kabinet Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
“Pelantikan Prabowo dan pemilihan formasi kabinet keuangan memberikan sinyal positif kepada pasar,” jelas Ralph.
Dengan berbagai faktor ini, nilai rupiah tetap dalam sorotan seiring mendekatnya momen penting dalam pemerintahan baru Prabowo-Gibran.***