Pola Makan Ini Ternyata Bisa Bantu Kontrol Gula Darah Efektif untuk Diabetes, Dan Mudah Diikuti
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 29 Oktober 2024 13:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Bagi para penderita diabetes, menjaga kadar gula darah sering kali hanya berfokus pada apa yang dikonsumsi tanpa mengetahui pola makan yang benar.
Namun, riset terbaru menunjukkan bahwa kapan waktu makan juga memainkan peran penting agar tidak terjadinya diabetes di usia muda dalam menerapkan pola makan ini.
Dilansir dari Medical Daily, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa pola makan dengan waktu terbatas – metode diet yang hanya memperbolehkan makan di jam tertentu – bisa membantu mengontrol gula darah pada penderita diabetes.
Baca Juga: BRICS atau OECD? Pilihan Indonesia yang Bisa Ubah Masa Depan Ekonomi
Selama ini, penderita diabetes sering disarankan untuk mengatur pola makan, olahraga, dan gaya hidup.
Tapi, tak jarang pola diet khusus ini terasa rumit, mahal, atau bahkan tidak efektif bagi sebagian orang.
Jika rencana diet personal tidak berhasil, para peneliti menyarankan mencoba pola makan dengan waktu terbatas sebagai alternatif yang lebih mudah dan terjangkau. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Diabetes Research and Clinical Practice.
Baca Juga: Film Jumanji 3: Kembalinya Petualangan, Dwayne Johnson dan Tim Siap Menggebrak Bioskop Desember 2026
Pola makan dengan waktu terbatas, atau puasa intermiten, melibatkan pembatasan jendela makan (antara 4 hingga 10 jam) dan berpuasa di luar jam tersebut.
Metode ini terbukti bisa membantu menurunkan berat badan, meningkatkan suasana hati, serta menstabilkan gula darah, tekanan darah, dan kualitas tidur.
Para peneliti melakukan studi selama enam bulan untuk melihat bagaimana pola makan dengan waktu terbatas ini berdampak pada pasien diabetes.
Penelitian ini melibatkan 52 pasien diabetes tipe 2 berusia 35 hingga 65 tahun.
Peserta studi dibagi menjadi dua kelompok: kelompok diet tradisional dan kelompok pola makan dengan waktu terbatas.
Pada kelompok diet tradisional, peserta diminta memperbaiki pola makan mereka, seperti menambah konsumsi sayuran dan mengurangi alkohol.
Sedangkan kelompok pola makan terbatas hanya makan dalam jendela waktu sembilan jam, dari pukul 10 pagi hingga 7 malam.
Setiap dua bulan, kadar gula darah peserta diukur menggunakan tes HbA1c.
Setelah enam bulan, hasil menunjukkan bahwa kontrol gula darah pada pasien diabetes yang menggunakan pola makan dengan waktu terbatas sama efektifnya dengan yang menggunakan pola diet tradisional.
Pola makan ini terbukti sederhana, mudah diikuti, dan memberikan motivasi bagi peserta untuk membuat perubahan gaya hidup sehat lainnya.
“Kami menemukan bahwa pola makan dengan waktu terbatas sama efektifnya dengan intervensi diet tradisional. Kedua kelompok mengalami penurunan gula darah, dengan hasil terbaik terlihat dalam dua bulan pertama. Meski bukan tujuan utama penelitian ini, beberapa peserta juga berhasil menurunkan berat badan antara 5 hingga 10 kilogram,” ungkap para peneliti.
Selain itu, pola makan dengan waktu terbatas bisa menjadi langkah awal bagi penderita diabetes tipe 2 untuk mulai mengelola kesehatan mereka.
Pola ini membuat banyak orang lebih termotivasi untuk membuat perubahan positif lainnya.
Namun, peneliti juga mengingatkan bahwa pola makan dengan waktu terbatas mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama bagi yang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Jika tertarik mencoba metode ini, sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan terlebih dahulu untuk memastikan aman dan sesuai.***