Mengenal Redshirting, Perlukah Anak Laki-Laki Ditunda Masuk TK? Ini Jawabannya
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 26 November 2024 11:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Masuk TK di usia lima tahun adalah hal yang umum, tetapi tahukah kamu bahwa ada istilah Redshirting untuk anak-anak yang mulai sekolah lebih lambat dari usia seharusnya?
Istilah Redshirting awalnya digunakan di dunia atletik universitas untuk menggambarkan mahasiswa yang menunda kompetisi selama satu tahun agar lebih matang.
Kini, istilah Redshirting digunakan untuk menggambarkan keputusan menunda sekolah pada anak laki-laki masuk TK selama setahun.
Baca Juga: Rahasia Pentingnya Anak TK Belajar Matematika, Fondasi Masa Depan Dimulai di Sini
Beberapa orang tua merasa anak mereka belum cukup matang untuk memulai pendidikan formal di usia yang lebih muda.
Sementara itu, ada juga yang berharap anak mereka menjadi lebih kompetitif di bidang akademik atau olahraga dengan memulai sekolah di usia yang lebih tua.
TK bukan hanya soal belajar huruf dan angka.
Baca Juga: Tren Istilah Gaul Gen Alpha, Wajib Tahu Biar Nggak Kudet
Menurut Tovah Klein, penulis Raising Resilience, yang lebih penting adalah mengembangkan keterampilan sosial emosional, seperti kemampuan bermain bersama teman sebaya.
Jika kamu merasa anakmu mungkin kesulitan mengikuti pelajaran atau arahan di kelas, berdiskusi dengan guru bisa menjadi langkah awal.
Praktisi pendidikan Molly McMahon menyarankan agar keputusan ini melibatkan pendapat orang tua, guru, dan pendidik lain yang mengenal anak secara langsung.
Baca Juga: Arti Kata Bussin, Bahasa Gaul Viral di TikTok yang Wajib Kamu Tahu!
Namun, jika anak memiliki indikasi masalah belajar, masuk TK tepat waktu justru dapat membantu mereka mendapatkan evaluasi dan intervensi dini yang diperlukan.
Menurut Richard V. Reeves, penulis buku Of Boys and Men, anak laki-laki sering kali membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai kematangan sosial emosional dibandingkan anak perempuan.
Hal ini membuat mereka cenderung mendapat manfaat lebih besar dari fenomena ini.
Reeves menambahkan, memberikan tambahan satu tahun untuk perkembangan otak dan pengendalian impuls dapat mengurangi risiko masalah perilaku.
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak laki-laki yang menjalani redshirting memiliki peningkatan yang signifikan dalam kesiapan sekolah dibandingkan anak perempuan.
Meski fenomena ini sering dianggap bermanfaat, ada kondisi tertentu di mana hal ini sebaiknya dihindari.
Jika anak memiliki disabilitas atau keterlambatan perkembangan, menunda masuk sekolah justru dapat menghambat pencapaian akademis mereka.
Studi dalam jurnal Early Childhood Research Quarterly menemukan bahwa anak-anak dengan disabilitas yang menjalani fenomena ini memiliki nilai matematika yang lebih rendah di kelas 3 dibandingkan mereka yang tidak.
Hal ini menunjukkan pentingnya stimulasi dini sebelum usia lima tahun untuk meningkatkan hasil belajar jangka panjang.
Setiap anak unik, dan keputusan tentang kapan memulai sekolah harus mempertimbangkan kebutuhan individu mereka.
Buat daftar pro dan kontra, observasi kesiapan anak, dan diskusikan dengan guru atau terapis jika diperlukan.
Secara umum, sebagian besar anak akan baik-baik saja jika memulai sekolah sesuai batas usia yang ditetapkan.***