DECEMBER 9, 2022
News

Penjual Es Teh Curhat Dihina Gus Miftah di Pengajian Magelang, Kisah Perjuangan Demi Keluarga

image
Gus Miftah bersama Sunhaji penjual es teh asal Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang (ANTARA)

ENTERTAINMENTABC.COM - Sunhaji, penjual es teh keliling, mengungkapkan perasaannya yang terluka setelah dihina oleh Gus Miftah Maulana Habiburrahman saat acara pengajian akbar. 

Peristiwa Sunhaji yang dihina oleh Gus Miftah itu terjadi pada Rabu, 20 November 2024 malam di Lapangan drh. Soepardi, yang dipadati ribuan jamaah. 

Saat menjalankan usahanya, Sunhaji pria berusia 37 tahun ini mendapatkan teguran kasar dari Gus Miftah yang kemudian viral di media sosial.

Baca Juga: Arti Kata Bussin, Bahasa Gaul Viral di TikTok yang Wajib Kamu Tahu!

"Rasanya sangat menyakitkan. Saya sedang berjualan, tapi mendengar suara seperti itu," ungkap Sunhaji saat ditemui di rumahnya di Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Rabu, 4 Desember 2024. 

Tak hanya dihina, momen tersebut semakin berat baginya karena sejumlah tokoh agama yang hadir justru ikut menertawakan. 

Acara tersebut turut dihadiri ulama ternama seperti Habib Zaidan, Muhammad Yusuf Chudlori (Ketua DPW PKB Jateng), dan Usman Ali, pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Al Huda.

Baca Juga: Gus Miftah Minta Maaf ke Penjual Es Teh yang Viral, Sunhaji Ungkap Hikmah di Balik Kejadian Tersebut

Meski tersinggung dan merasa dipermalukan, Sunhaji memilih untuk tetap berjualan malam itu. 

"Saya tetap mencari nafkah. Dari tujuh gelas es teh yang terjual, saya dapat uang Rp35.000," katanya.

Penghasilannya malam itu dipakai untuk membeli bensin seharga Rp15.000, sementara sisanya ia bawa pulang untuk kebutuhan kedua anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP.

Baca Juga: Viral Gus Miftah Diduga Olok-Olok Penjual Es Teh, Netizen Bandingkan dengan UAS, Siapa Lebih Layak Jadi Panutan?

Sunhaji yang dulu bekerja sebagai tukang kayu kini beralih profesi menjadi penjual es teh karena cedera tangan kirinya. 

"Saya tidak kuat lagi mengangkat barang berat, jadi jualan seperti ini lebih memungkinkan," ujarnya.

Ia berharap bisa terus bekerja di acara-acara besar seperti pengajian akbar agar mampu mencukupi kebutuhan keluarga. 

"Ini cara saya bertahan. Mencari nafkah untuk anak-anak adalah prioritas utama," tegasnya.

Meski hinaan menyakitkan datang, ia tetap fokus melanjutkan perjuangannya demi keluarga tercinta.***

Berita Terkait