DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Siapa Pemilik Batik Keris? Kenali Sosok di Balik Kesuksesan Batik Terkenal Indonesia

image
Ilustrasi batik (Pexels/Jeffry S.S.)

ENTERTAINMENTABC.COM - Batik Keris sudah menjadi salah satu perusahaan batik terbesar dan terkemuka di Indonesia. 

Dengan produk batik yang berkualitas tinggi dan kaya akan nilai budaya, perusahaan Batik Keris ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. 

Namun, siapa sebenarnya pemilik Batik Keris yang telah berhasil mempertahankan tradisi batik hingga ke generasi berikutnya? 

Baca Juga: Profil Rosan Roeslani Menteri Investasi dan Hilirisasi di Kabinet Merah Putih, Mengguncang Dunia Bisnis Indonesia

Berikut ini cerita lengkapnya.

Perjalanan Dari Usaha Rumahan Hingga Perusahaan Besar

Bisnis ini dimulai lebih dari 90 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1920, sebagai usaha batik rumahan yang didirikan oleh Kwee Tiong Djing. 

Baca Juga: Peluang Bisnis Cuan! Ini Syarat dan Modal untuk Punya Gerai Alfamart

Awalnya, bisnis ini hanya memproduksi batik tulis secara kecil-kecilan di Jalan Nonongan, Solo. 

Seiring berjalannya waktu, usaha ini berkembang pesat hingga akhirnya menjadi perusahaan batik berskala besar.

Pada 1946, kepemilikan bisnis ini beralih kepada Kasoem Tjokrosaputro, anak dari Kwee Tiong Djing, yang kemudian memindahkan operasional perusahaan ke Cemani, Grogol, Sukoharjo. 

Baca Juga: Siapa Pemilik Indomaret? Kenali Anthony Salim, Taipan di Balik Jaringan Minimarket Raksasa

Dari sinilah perusahaan mulai meraih popularitas di seluruh Indonesia.

Transformasi Menjadi Perusahaan 

Pada 1970, usaha ini resmi berubah menjadi perseroan terbatas (PT) dan semakin berkembang. 

Dengan semangat untuk melestarikan warisan budaya Indonesia, usaha ini terus menjaga kualitas produknya meskipun jumlah karyawan dan toko semakin bertambah. 

Dua tahun setelahnya, usaha ini membuka toko pertamanya di Sarinah, Jakarta, yang menjadi salah satu titik awal kesuksesan mereka.

Namun, perjalanan bisnis ini tak lepas dari ujian. 

Pada tahun 1976, Kasoem Tjokrosaputro meninggal dunia dan perusahaan dilanjutkan oleh anak-anaknya, Handoko dan Handiman. 

Keduanya memegang kendali perusahaan beberapa bulan sebelum orang tua mereka meninggal.

Generasi Ketiga, Kepemimpinan Handianto Tjokrosaputro

Handianto Tjokrosaputro, anak dari Kasoem Tjokrosaputro, mengambil alih perusahaan pada 1990-an. 

Dengan tangan dinginnya, Handianto berhasil membawa usaha ini ke puncak kesuksesan. 

Selama masa kepemimpinannya, usaha ini menjadi salah satu merek batik terkemuka di Indonesia dengan ribuan karyawan dan jaringan distribusi yang luas.

Namun, takdir berkata lain. 

Pada 2 Desember 2018, Handianto Tjokrosaputro meninggal dunia. 

Perjalanan bisnis ini tak berhenti di situ, karena istrinya, Ibu Lina Handianto Tjokrosaputro, bersama anak-anaknya, melanjutkan visi Handianto untuk menjadikan Batik usaha ini sebagai pusat budaya nusantara yang mendukung banyak UKM dan bisnis keluarga.

Warisan yang Terus Belanjut

Saat ini, usaha ini tetap eksis dan berkembang, berkat dedikasi keluarga Tjokrosaputro dalam menjaga warisan budaya batik Indonesia. 

Ibu Lina bersama anak-anaknya berusaha keras untuk mewujudkan impian mendiang Handianto, menjaga bisnis ini tetap menjadi simbol kebanggaan Indonesia.

Dengan komitmen kuat untuk melestarikan tradisi dan mendukung perekonomian lokal, perusahaan ini terus menjadi merek yang dikenal luas, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di pasar internasional.***

Berita Terkait