DECEMBER 9, 2022
News

Profil Ustaz Adi Hidayat Siap Gantikan Gus Miftah, Sosok yang Banyak Menginspirasi Generasi Milenial

image
Arsip Foto Ustaz Adi Hidayat ( X @bukupembaharu)

ENTERTAINMENTABC.COM- Nama Ustaz Adi Hidayat belakangan ini menjadi sorotan publik. 

Ustaz Adi Hidayat disebut-sebut layak menggantikan Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. 

Spekulasi ini mencuat setelah Gus Miftah resmi mengundurkan diri dari posisi tersebut usai tersandung kontroversi.

Baca Juga: Deretan Kontroversi Gus Miftah yang Bikin Heboh, dari Hina Pedagang Es Teh Hingga Dakwah di Kelab Malam

Lalu, siapa sebenarnya Ustaz Adi Hidayat? Dengan pengalaman yang luar biasa dan kontribusinya dalam dunia dakwah, ia dikenal sebagai sosok ulama yang inovatif dan menginspirasi. 

Yuk, simak perjalanan hidupnya!

Masa Kecil dan Pendidikan

Baca Juga: Gus Miftah Dituduh Hina Yati Pesek, Begini Kronologi dan Responsnya yang Viral

Lahir di Pandeglang, Banten, pada 11 September 1984, Ustaz Adi Hidayat tumbuh di lingkungan keluarga religius. 

Orang tuanya, Warso Supena dan Rafiah Akhyar, selalu mendukung pendidikan agamanya sejak kecil.

Sejak duduk di bangku SD, Adi sudah menunjukkan prestasi gemilang. 

Baca Juga: Benarkah Gus Miftah Seorang Wali? Ustaz Derry Sulaiman Angkat Suara dengan Jawaban Mengejutkan

Ia bahkan dinobatkan sebagai siswa terbaik di SDN Karaton 3 Pandeglang. 

Masa kecilnya semakin kaya dengan nilai-nilai agama setelah ia belajar di Madrasah Salafiyah Sanusiyah, tempat karier dakwahnya sebagai penceramah muda dimulai.

Saat menginjak usia remaja, Adi melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah di Garut. Di sana, ia belajar langsung dari ulama besar, Buya K.H. Miskun as-Syatibi, dan fokus mendalami Al-Qur'an.

Perjalanan Studi ke Luar Negeri

Keinginan Adi untuk memperluas wawasan membawanya ke Tripoli, Libya. 

Ia menempuh pendidikan tinggi di Kulliyyah Dakwah Islamiyyah, mendalami berbagai ilmu agama seperti Al-Qur'an, hadis, fiqh, dan tarikh.

Pada 2009, ia dipercaya menjadi aminul khutaba sekaligus Ketua Dewan Masjid Dakwah Islamiyyah. Tugasnya meliputi penunjukan khatib dan mengisi seminar lintas agama. 

Ia juga aktif mengikuti dialog internasional, yang membuat namanya mulai dikenal di dunia dakwah global.

Mendirikan Quantum Akhyar Institute

Setelah kembali ke Indonesia pada 2011, Ustaz Adi Hidayat tak berhenti berinovasi. Ia mendirikan Quantum Akhyar Institute pada 2013, sebuah lembaga pendidikan yang fokus pada pengembangan dakwah berbasis Al-Qur'an dan hadis.

Lembaga ini menawarkan program seperti kaderisasi ulama, kelas profesi, dan metode inovatif bernama Quantum Arabic. 

Program ini mempermudah peserta memahami bahasa Arab untuk mengakses Al-Qur'an secara mendalam.

Tidak hanya itu, Quantum Akhyar Institute juga memanfaatkan platform digital. 

Melalui Akhyar TV, Ustaz Adi berhasil menjangkau jutaan jemaah di berbagai penjuru dunia.

Pengaruh di Muhammadiyah

Pada 2022, Ustaz Adi Hidayat diangkat sebagai Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 

Peran ini semakin mengokohkan posisinya sebagai tokoh dakwah internasional.

Ia aktif mengembangkan program tabligh akbar, pelatihan ulama, hingga dialog lintas agama. 

Dengan pendekatan yang inklusif, Ustaz Adi ingin menunjukkan bahwa Islam adalah agama damai yang relevan dengan zaman.

Selain berdakwah, Ustaz Adi Hidayat juga produktif menulis buku. Beberapa karyanya yang terkenal adalah Minhatul Jalil Bita'rifi Arudil Khalil dan Quantum Arabic Metode Akhyar. 

Buku-buku ini diakui tidak hanya di Indonesia tetapi juga di komunitas Islam internasional.

Dedikasinya tidak berhenti di situ. 

Ia aktif menggalang dana untuk Palestina dan memprakarsai pembangunan Masjid Indonesia di Toronto, Kanada. 

Langkah ini menunjukkan komitmennya dalam memperkuat solidaritas global umat Islam.

Dengan rekam jejaknya yang luar biasa, tak heran jika Ustaz Adi Hidayat dianggap sebagai sosok yang tepat untuk menduduki posisi Utusan Khusus Presiden. 

Pendekatannya yang modern dan inklusif dinilai mampu menjaga kerukunan umat beragama sekaligus memajukan dakwah di Indonesia.

Berita Terkait