Rayakan Tahun Baru atau Tidak? Begini Pandangan Ulama dan Alternatif Islami yang Bikin Hidup Lebih Bermakna
- Penulis : Mila Karmila
- Sabtu, 28 Desember 2024 11:00 WIB
Mereka berpendapat perayaan ini adalah tradisi non-Islam yang tidak memiliki dasar syariat.
Menurut mereka, perayaan ini berakar pada budaya umat Nasrani, bahkan sering dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus.
Karena dianggap bid’ah atau inovasi yang tidak ada dalam Islam, sebagian ulama mengimbau untuk tidak mengikuti tradisi ini.
Baca Juga: Tips Bikin Malam Tahun Baru Seru Meski di Rumah Saja
2. Pendapat yang Memperbolehkan
Sebaliknya, ada juga ulama yang memberikan ruang untuk merayakan ini, asal tetap sesuai prinsip Islam.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) misalnya, memperbolehkan perayaan ini jika dilakukan secara sederhana, tanpa melibatkan maksiat, dan tidak mengganggu orang lain.
Baca Juga: 15 Contoh Resolusi Tahun Baru 2025 yang Inspiratif, Kreatif, dan Mudah Dicapai
Mereka yang mendukung pandangan ini menekankan pentingnya niat.
Selama kegiatan yang dilakukan bersifat positif, seperti doa bersama atau berbagi, maka perayaan ini bisa dianggap sebagai aktivitas sosial yang mubah (boleh).
Bagi kamu yang ingin mencari cara lain untuk menyambut pergantian tahun, Islam punya banyak pilihan yang lebih bermakna:
- Refleksi Diri (Muhasabah)
Gunakan momen ini untuk introspeksi.