DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Annie, Warga Non-Kristen juga Merayakan Natal

image
(Entertainmentabc.com)

Ia mengenang masa mudanya di Indonesia.
Ucapan “Selamat Natal” menjadi medan perang kecil,
antara halal dan haram,
antara keyakinan dan keraguan.

Kini, di tanah yang jauh, di Amerika Serikat,
ia melihat sejarah menjadi sungai panjang yang berkelok,
mengalir membawa 4200 agama,
dengan mitos dan doa yang berbeda.

Annie sempat merasa salah. Apakah ia menghianati Ayahnya, guru agama, yang melarang ucapan natal. Tapi Annie ingin terbang lebih tinggi.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Ambillah Ginjal Ibu, Anakku

Annie berdiri di ambang malam,
di satu sisi suara ayahnya seperti rantai,
di sisi lain, Natal adalah angin bebas,
membisikkan dunia tanpa batas.”

Annie berpikir,
“Agama adalah warisan budaya,
seperti kain batik yang dipakai semua,
bukan hanya milik pembuatnya.”

Ia merasa,
agama bukanlah pagar,
melainkan jembatan,
menghubungkan jiwa-jiwa yang mencari makna.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Di Balik Buku Demokrasi dengan Rekor Terbanyak 221 Penulis

Malam itu, ia menikmati Natal,
meski ia tak percaya Yesus anak Tuhan,
meski ia tak mengenal salib di jalan hidupnya.

Natal baginya adalah hangatnya api unggun,
yang menyala di tengah dinginnya dunia.

Ia menikmati kebersamaan,
bukan karena iman,
tapi karena cinta adalah bahasa semua manusia.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Kutukan yang Diwariskan Turun Temurun

Di langit malam, bintang-bintang berkerlip seperti doa tanpa suara.
Dan di dalam hati Annie,
ada cahaya kecil yang menyala.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait