Steiner menjelaskan bahwa rumah itu dibangun dengan bahan kokoh, termasuk semen dan batu, serta atap tahan api.

“Awalnya, saya membangun rumah ini untuk melindungi keluarga dari gempa, tapi ternyata juga mampu bertahan dari kebakaran besar,” jelasnya. Tiang-tiang rumah ini bahkan ditanam hingga 15 meter ke dalam batuan dasar, membuatnya tetap stabil meski terkena guncangan hebat.

Tak hanya itu, desain rumahnya pun terinspirasi dari kapal pesiar. 

Baca Juga: Kebakaran Dahsyat di Los Angeles, Sudah Tertera di Ayat Al-Baqarah Karma Pidato Donald Trump?

“Cerobongnya seperti cerobong asap kapal, dan balkon belakang terasa seperti Anda sedang berada di atas dek kapal pesiar,” tambah Steiner.

Tetap Bersyukur Meski Tetangga Kehilangan Rumah
Meski bersyukur rumahnya selamat, Steiner tetap merasa prihatin melihat para tetangganya kehilangan tempat tinggal. 

“Saya turut berduka untuk mereka yang harus kehilangan segalanya,” ujarnya.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem di Cirebon Hari ini Hujan Deras, Angin Kencang, dan Peluang Badai Petir Hingga 54 Persen!

Saat ini, rumah yang tidak lagi menjadi tempat tinggal tersebut diasuransikan, sehingga Steiner hanya perlu menanggung sekitar 50 persen kerugian akibat asap. Meski demikian, dia tetap merasa lega karena rumah itu berhasil melewati ujian berat tanpa kerusakan berarti.

Inspirasi dari Kisah Steiner
Kisah rumah Steiner ini membuktikan pentingnya membangun dengan material berkualitas dan desain yang visioner. 

Apakah ini saatnya kita mulai memikirkan konstruksi tahan bencana untuk rumah impian kita.***

Baca Juga: Deretan Artis Indonesia yang Tinggal di Los Angeles Saat Kebakaran Hebat, Begini Kondisi Mereka