DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Denny JA: Ibu Muslimah Mengantar Putranya Menjadi Pendeta

image
Ilustrasi (Entertainmentabc.com)

“Aku berdusta, Berdusta pada nurani, pada dunia, pada negara. Namun apa daya, di negeri ini, agama bukan sekadar jalan ke surga, tapi tiket hidup di ranah birokrasi.”

Lain lagi puisi esai berjudul: “Nani Mengenang Kakek Alkema.”  

Puisi ini berkisah soal gempa bumi di Cianjur yang merusak Gereja Palalangan. 

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Kisah Tragis Diaspora Indonesia Era 1960an Banyak Kuburan yang Berserakan Di Banyak Negara

Ini gereja sebagai simbol harmoni dan sejarah yang didirikan oleh misionaris Belanda, Alkema.  

Gereja itu berdiri di dalam masyarakat yang 90 persen lebih berpopulasi Muslim tradisional.

Nani, cucunya, merenungkan warisan iman kakeknya dan tantangan toleransi di masa kini. 

Baca Juga: Obsesi Kesempurnaan: Pelajaran The Devil Wears Prada di West End London dalam Puisi Denny JA

Di tengah kemiskinan dan prasangka, ia belajar bahwa cinta dan pelayanan adalah jalan untuk meneruskan semangat Alkema. 

Puisi ini menyoroti keberanian menghadapi beda keyakinan demi kemanusiaan.

“Malam semakin larut, doa dipanjatkan. Tuhan, jadikan kami saluran kasih-Mu, bukan hanya bagi sesama iman, tapi bagi seluruh insan." 

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA : Derita Rakyat Akibat Rusaknya Lingkungan Hidup

Di bawah tiang-tiang kayu yang berusia seabad, Nani merasa kecil di hadapan sejarah, namun besar dalam harapan.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Berita Terkait