DECEMBER 9, 2022
Buku

SATUPENA Terbitkan Buku Pilpres 2024: Kesaksian Para Penulis, Berisi Kumpulan Tulisan dari Puluhan Orang

image
Cover buku PILPRES 2024: Kesaksian Para Penulis yang diterbitkan oleh SATUPENA. (istimewa)

ENTERTAINMENTABC.COM – Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA menerbitkan buku “PILPRES 2024: Kesaksian Para Penulis".

Buku tersebut merupakan kumpulan karya dari 76 penulis tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sekjen SATUPENA Satrio Arismunandar dipercaya menjadi editor buku tersebut.

Baca Juga: Diksusi SATUPENA: Bagaimana Menjalani Hari Tua dengan Narasumber Psikolog Tika Bisono

Satrio mengatakan, Pemilu dan Pilpres 2024 adalah peristiwa besar.

Dia menerangkan bahwa dengan segala dinamikanya, hasil Pemilu dan Pilpres 2024 akan mewarnai, bahkan menentukan masa depan Indonesia, sebagai negara demokrasi nomor tiga terbesar di dunia setelah India dan Amerika Serikat (AS).

Menyadari arti penting Pilpres 2024 dalam sejarah bangsa, lanju Satrio, pada Februari 2024, Ketua Umum SATUPENA Denny JA telah menggagas penerbitan buku “PILPRES 2024: Kesaksian Para Penulis,” yang berisi kumpulan artikel dari para penulis.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Orang yang Berumur Panjang Biasanya Memiliki Jaringan Sosial yang Kuat

“Awalnya, cuma ditarget buku berisi kumpulan 25 tulisan. Tetapi dalam prosesnya, ternyata 
minat para penulis untuk terlibat dalam penulisan buku ini membludak,” ujar Satrio kepada media ini, Kamis, 22 Agustus 2024.

Satrio menjelaskan, total sebanyak 133 penulis, yang bukan cuma anggota SATUPENA, menyatakan minatnya untuk berkontribusi. 

Namun, sampai batas waktu 12 Maret 2024, dari 133 penulis yang menyatakan minatnya itu tidak semua bisa mengirim tulisan. 

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Psikolog Tika Bisono: Orang Usia Tua Masih Sangat Membutuhkan Keterlibatan, Interaksi dan Komunikasi

“Jumlah naskah yang akhirnya betul-betul sampai di tangan penyunting ada 77 tulisan,” lanjut Satrio.

Satrio menjelaskan, dari 77 tulisan yang mereka kirim, yang dianggap layak untuk dimasukkan ke buku ini ada 74 tulisan.

Kemudian diketahui ada satu tulisan yang ditulis oleh tiga orang, sehingga total ada 76 penulis yang berkontribusi lewat 74 tulisan pada buku ini.

Baca Juga: SATUPENA di Tangan Midas

Buku setebal 410 halaman ini hanya dibuat dalam format PDF, tidak dicetak. 

“Bagi penulis atau pembaca yang membutuhkan buku versi cetak, dipersilakan untuk mencetaknya sendiri,” ucap Satrio.

Satrio berharap, semua tulisan di buku ini –dengan segala kelebihan dan kekurangannya—benar-benar bisa menjadi bukti kesaksian para penulis Indonesia tentang peristiwa bersejarah Pilpres 2024. 

Baca Juga: Fungsi SATUPENA: Melayani Anggota

Satrio kemudian juga mengutip dari sastrawan Pramoedya Ananta Toer.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian," ujarnya mengutip Pramoedya Ananta Toer.

“Begitu pentingnya meninggalkan jejak tertulis dalam sejarah. Apalagi kesaksian tertulis terhadap sebuah peristiwa besar seperti Pilpres 2024, yang punya arti signifikan bagi 279,5 juta rakyat Indonesia,” sambungnya.

Baca Juga: Peran SATUPENA di Bawah Kepemimpinan Denny JA Dalam Memperjuangkan Kepentingan Penulis di Era AI 

Ditambahkan Satrio, proses Pemilu dan Pilpres 2024 di Indonesia diamati secara serius oleh dunia internasional karena posisi Indonesia dianggap penting.

“Mungkin kita di dalam negeri tidak begitu menyadari, tetapi faktanya posisi Indonesia kini sudah semakin dipandang dalam hubungan internasional. Peningkatan status Indonesia ini sejalan dengan makin besarnya kekuatan ekonomi negeri ini,” terangnya.

Dia juga menjelaskan, menurut proyeksi Standard Chartered, PDB Indonesia pada 2030 diprediksi mencapai $10,1 triliun atau naik hampir tiga kali lipat dari tahun 2017 ($3,2 triliun) dan akan berada di peringkat ke-4 negara dengan perekonomian terbesar dunia. 

Baca Juga: SATUPENA Gelar Diskusi tentang Gifted Child bersama Yeni Sahnaz 21 Agustus 2024 Malam, Ini Link Zoomnya

Peringkat tersebut dihitung menurut nominal produk domestik bruto (PDB) atas dasar purchasing power parity.***

Berita Terkait