ENTERTAINMENTABC.COM - Film Transformers One telah berhasil mendapatkan ulasan positif dari sebagian besar kritikus dan penonton.

Adapun Transformers One yang disutradarai oleh Josh Cooley mengeksplorasi persahabatan yang rumit antara dua tokoh utama yaitu Optimus Prime dan Megatron sebelum akhirnya mereka menjadi musuh bebuyutan.

Dengan menggali lebih dalam tentang latar belakang konflik antara Autobots dan Decepticons, film Transformers One menghadirkan perspektif baru dan menambah pengetahuan tentang mitologi Transformers secara keseluruhan.

Baca Juga: Timeline dari film Transformers One, Awal-Mula Perseteruan Autobots dan Decepticons?

Film ini mengambil pendekatan yang berbeda dari seri franchise Transformers sebelumnya dengan berfokus pada asal-usul dari dua karakter utama yaitu Optimus Prime dan Megatron dengan mengangkat kisah persahabatan antara keduanya hingga menjadi perseteruan yang memicu perang besar di Cybertron, planet asal para Transformers.

Selain itu, film ini juga mengungkapkan asal-usul kemampuan transformasi dari para robot yang menjadi sebuah unsur penting yang belum banyak dieksplorasi dalam film-film sebelumnya.

Dengan memberikan latar belakang yang lebih dalam terhadap karakter-karakter ini, Cooley berhasil memperkenalkan gambaran baru terhadap hubungan antara Autobots dan Decepticons.

Baca Juga: Film Transformers One Ungkap Masa Lalu Megatron Lengkap dengan Rahasianya

Dalam wawancaranya pasca perilisan film di layar lebar tepatnya dengan The Warp, Josh Cooley menyatakan harapannya agar Transformers One dapat berkembang menjadi sebuah trilogi.

Ia menekankan bahwa masih banyak cerita yang bisa digali dari latar belakang perang di Cybertron sebelum para robot tersebut membawa pertempuran mereka ke Bumi.

Sang sutradara berencana untuk mengangkat kisah tentang bagaimana perang ini merusak Cybertron dan bagaimana Optimus Prime memimpin Autobots dalam upaya mereka untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Makna Baru di Balik Nama Autobots dan Decepticons dalam Transformers One

Menurutnya, narasi tentang keruntuhan Cybertron dan asal-usul perselisihan yang membawa para Transformers ke Bumi sering kali diabaikan dalam adaptasi film sebelumnya. 

Namun, adanya bagian cerita ini sangat penting untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konflik yang terjadi. 

Jika film ini berhasil membangun landasan yang kuat terkait awal mula Transformers, sekuel-sekuel berikutnya dapat menggali lebih dalam tentang perseteruan mereka dibumi dan memperluas cerita yang belum pernah diadaptasi sebelumnya.

Dalam format animasi, Cooley memiliki kebebasan kreatif untuk mengeksplorasi perang yang menghancurkan Cybertron tanpa harus terbebani oleh anggaran yang besar seperti dalam film live action.

Sementara itu, ambisi Cooley untuk mengembangkan trilogi ini menunjukkan keinginannya untuk menggali lebih dalam cerita yang sebelumnya hanya diangkat sebagian kecil dalam film-film Transformers lainnya. 

Dengan animasi, ia dapat dengan lebih mudah menggambarkan skala dan dampak perang di Cybertron sekaligus memberikan konteks yang banyak bagi karakter-karakter utama seperti Optimus Prime dan Megatron.

Paramount Pictures sebagai studio yang memproduksi Transformers One tentu akan mempertimbangkan kinerja box office ini sebelum memberikan lampu hijau untuk sekuel-sekuelnya. 

Jika Transformers One tidak mencapai ekspektasi dalam penayangan di layar lebar masa depan trilogi yang diusulkan oleh Cooley bisa saja tidak dapat terlaksana.

Akan tetapi, selalu ada harapan bahwa film ini bisa menemukan kesuksesan lebih lanjut melalui platform streaming yang mungkin menjadi jalan alternatif untuk menjangkau penonton yang lebih luas.

Dengan kata lain, keberhasilan trilogi ini akan sangat bergantung pada kemampuan Transformers One untuk menarik penonton dan mencapai kesuksesan di box office serta platform streaming. 

Jika film ini dapat memenuhi ekspektasi tersebut, franchise Transformers akan dipenuhi dengan eksplorasi yang mendalam tentang perang yang menghancurkan Cybertron dan membentuk nasib para Transformers di masa depan.***

Penulis: Atthoriq Aziz