DECEMBER 9, 2022
Internasional

Sidang Parlemen Eropa Memanas: Israel Disebut 'Teroris' dan Dituntut Embargo Senjata

image

ENTERTAINMENTABC.COM - Parlemen Eropa menggelar sidang pada Senin untuk membahas agresi Israel terhadap Jalur Gaza, yang pada 7 Oktober lalu genap satu tahun berlangsung.

Sidang tersebut memicu perdebatan sengit, terutama terkait hak Israel untuk membela diri dan nasib puluhan ribu warga Palestina.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menyatakan bahwa Israel berhak mempertahankan diri. Namun, ia menekankan bahwa ada batasan-batasan yang harus dipatuhi dalam prosesnya.

Baca Juga: Ayatollah Ali Khamenei Pimpin Shalat Jenazah Ismail Haniyeh Setelah Serangan Mematikan oleh Israel

Borrell juga mengungkapkan keprihatinannya atas semakin kecilnya peluang untuk mencapai gencatan senjata, dan memperingatkan bahwa konflik di kawasan tersebut bisa meluas.

Ia menegaskan bahwa masalah utamanya adalah ketiadaan solusi politik yang mendasar, bukan hanya soal peperangan atau bantuan kemanusiaan.

Menurut Borrell, solusi dua negara adalah pendekatan paling diterima oleh komunitas internasional untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.

Baca Juga: Iran Tekankan Prioritas Gencatan Senjata Gaza Sambil Mengantisipasi Tindakan Balasan Terhadap Israel

Namun, ia mengkritik Pemerintah Israel yang terus menolak mendukung solusi ini, yang disebutnya sebagai "satu-satunya jalan menuju perdamaian."

Di sisi lain, anggota Parlemen Eropa dari sayap-kanan menuduh Borrell menyamakan Hamas dengan Israel setelah ia mengungkapkan bahwa korban tewas akibat agresi Israel di Gaza mendekati angka 41.000 jiwa.

Borrell membantah bahwa semua kritik terhadap Israel adalah bentuk antisemitisme, sebuah tuduhan yang sering dilontarkan dalam perdebatan semacam ini.

Dominasi narasi pro-Israel di sidang tersebut memicu reaksi keras dari beberapa anggota dewan.

Mereka mempertanyakan mengapa puluhan ribu warga Palestina yang meninggal tidak mendapat perhatian yang sama.

Marc Botenga, anggota dewan dari Belgia, mengkritik jalannya sidang yang menurutnya terlalu fokus pada korban jiwa dari Israel.

Ia mempertanyakan kapan Parlemen Eropa akan mengakui ribuan korban jiwa di Palestina.

Grzegorz Braun, anggota dewan dari Polandia, bahkan mengecam Uni Eropa yang dianggapnya terlalu diam terhadap retorika agresif Israel.

Ia menyebut bahwa Israel seharusnya dikategorikan sebagai "teroris."

Estrella Galan Perez, anggota dewan dari Spanyol, menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, hanya mementingkan kekuasaannya sendiri.***

Menurutnya, Netanyahu merupakan "ancaman terbesar bagi Bumi." Ia mendesak Uni Eropa untuk bertindak lebih tegas dengan melakukan embargo senjata terhadap Israel.

Hingga saat ini, lebih dari 42.000 warga Gaza, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah tewas, dan hampir 100.000 lainnya terluka akibat agresi yang terjadi sejak 7 Oktober 2023.

Blokade yang dilakukan Israel juga menyebabkan krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan yang parah di Gaza.

Walau menghadapi tuntutan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas kejahatan genosida, Israel tetap melanjutkan agresinya di wilayah tersebut.

Berita Terkait