DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Psikolog Ungkap Kenapa Remaja Harus Tunda Pernikahan: 5 Konsep Diri yang Harus Dikenali

image
Poster kampanye Gerakan Stop Perkawinan Anak. Indonesia menjadi negara dengan tingkat perkawinan anak tertinggi ke-7 di dunia. (Antara)

ENTERTAINMENTABC.COM - Psikolog klinis anak dan remaja, Reti Oktania M.Psi, menegaskan bahwa remaja tidak dianjurkan untuk menikah di usia dini.

Remaja perlu memahami lima konsep diri yang krusial untuk bekal menuju fase dewasa. 

"Kenapa anak remaja tidak sebaiknya menikah? Karena di usia ini, tugas utama mereka adalah mengembangkan konsep diri yang positif," kata Reti.

Baca Juga: Arumtala, Duo Musik Jazz Asal Jakarta Rilis Mini Album Bercerita: Berisi Pencerahan dan Kehidupan Dewasa

Menurut Reti, anak remaja harus menyadari kompetensi yang dimiliki mereka.

Ada lima konsep diri yang harus mereka kembangkan: kompetensi skolastik, penerimaan sosial, kompetensi atletik, penampilan diri, dan tingkah laku. 

"Setelah remaja mencapai usia dewasa, mereka diharapkan sudah siap bertanggung jawab atas pilihan hidup, termasuk menikah, berkat pengembangan lima konsep diri ini," jelasnya.

Baca Juga: 5 Penyebab Rambut Rontok pada Pria Remaja: Nomor 3 Banyak yang Tidak Menyadarinya

Remaja yang menikah dini sering kali belum sepenuhnya mengenali diri mereka, yang dapat berdampak negatif ketika mereka menjadi orang tua.

Reti menambahkan bahwa otak depan manusia baru matang sekitar usia 24 atau 25 tahun, dan bagian otak ini sangat penting untuk pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

"Banyak orang tua yang belum siap, tapi sudah punya anak akibat pernikahan dini," katanya.

Baca Juga: Mengapa Begadang Merugikan? Efek Kesehatan Fisik dan Mental dari Kurang Tidur di Kalangan Remaja

Reti juga mencatat dua faktor utama yang memicu pernikahan dini: masalah ekonomi dan kurangnya akses pendidikan.

Di Indonesia, pernikahan dini masih sering terjadi, terutama di daerah terpencil.

Untuk mengatasi masalah ini, Reti menekankan perlunya kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan orang tua.

Mereka harus memberikan akses pendidikan dan informasi yang cukup kepada anak dan remaja demi masa depan yang lebih baik. 

"Pendidikan seksual dan kesiapan mental untuk menikah perlu diajarkan. Pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan ekonomi dan akses pendidikan untuk memutus rantai pernikahan dini," jelas Reti, yang juga merupakan salah satu pendiri The Little Wisdom.

Dia mengingatkan agar remaja dan anak-anak di Indonesia memaksimalkan potensi diri mereka tanpa terburu-buru menikah.

Dengan demikian, mereka bisa meraih masa depan yang lebih cerah dan mencintai diri mereka sendiri.

"Anak-anak remaja yang saya sayangi, kalian punya makna di dunia ini. Yuk, cari identitas kalian melalui pendidikan, sosialisasi, dan menjaga diri agar semakin mencintai diri sendiri dan berbuat baik pada sesama," tutup Reti.***

Berita Terkait