Catatan Denny JA: Wahai Para Esoteris, Berkumpulah
- Penulis : Mila Karmila
- Kamis, 17 Oktober 2024 09:25 WIB

Kelima prinsip ini bukan sekadar konsep. Ini adalah fondasi yang menyatukan, tempat manusia dapat menemukan arti sejati kehidupan.
-000-
Kritik terhadap Kesatuan Transendental
Baca Juga: Siapa Stella Christie? Guru Besar Tsinghua University yang Dipanggil Prabowo untuk Kabinet
Meski gagasan kesatuan transendental menawarkan pandangan inklusif, ia tidak lepas dari kritik. Salah satu kritik utama adalah tuduhan relativisme, yaitu bahwa pandangan ini meremehkan perbedaan teologis penting antara agama-agama.
Pandangan bahwa semua agama sama-sama benar bisa dianggap mengaburkan esensi dari setiap agama dan mengecilkan identitas uniknya.
Gagasan ini juga dianggap mengaburkan identitas agama itu sendiri. Dengan meyakini semua agama sebagai jalan menuju kebenaran yang sama, banyak yang merasa kehilangan keunikan dan nilai-nilai spesifik dari agama mereka.
Baca Juga: Calon Menteri Prabowo Dibekali di Hambalang: Apa Saja yang Dibahas?
Selain itu, pandangan kesatuan transendental ini dianggap idealis dan sulit diterapkan dalam dunia nyata. Setiap agama memiliki dogma dan pandangan eksklusif yang sulit disatukan tanpa mengorbankan identitas.
Namun, dalam dunia yang semakin terhubung, pandangan kesatuan transendental ini membawa harapan. Bukan untuk menghapus identitas atau meremehkan perbedaan, tetapi untuk mengakui bahwa di balik semua itu, ada inti yang sama.
Pandangan ini adalah panggilan untuk menghargai kedalaman spiritual yang menyatukan, bukan untuk melebur perbedaan, melainkan untuk melihat kebenaran yang lebih mendalam.
Baca Juga: Intip Jadwal Pembekalan Calon Menteri Prabowo di Hambalang! Ada AI hingga Antikorupsi
-000-