Catatan Denny JA: Renungan Sumpah Pemuda, Warna Nasionalisme di Era Algoritma
- Penulis : Mila Karmila
- Senin, 28 Oktober 2024 10:57 WIB

Di Indonesia, nasionalisme adalah perlawanan.
Soekarno, Hatta, dan Ki Hajar Dewantara berjuang demi kemerdekaan.
Mereka menciptakan identitas kebangsaan yang kokoh.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Jokowi dan Prabowo, Hubungan Unik dalam Politik Indonesia
Namun, globalisasi membawa perubahan.
Nasionalisme mulai terbuka pada pengaruh asing.
Menjadi bagian bangsa bukan berarti menolak dunia luar.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Keempat Hidup Bermakna, Small Winning
Nasionalisme berkembang menjadi semangat yang menyerap nilai-nilai baru.
Identitas kebangsaan Indonesia menjadi campuran, tradisi dan modernitas.
Kini, di era algoritma, nasionalisme mengalami babak baru.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Kelima Hidup Bermakna, Spiritualitas dan Wellness
Identitas kebangsaan tidak lagi tercipta melalui sejarah atau pendidikan.