Mengapa Orang Cenderung Belanja saat Ekonomi Sedang Sulit
- Penulis : Mila Karmila
- Kamis, 31 Oktober 2024 12:30 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Pernahkah Anda merasa terjebak dalam kebiasaan membeli barang-barang kecil, seperti lipstik premium, meski kondisi keuangan Anda sedang menipis? Psikolog klinis Ratih Ibrahim dari Universitas Indonesia menjelaskan fenomena menarik ini, yang dikenal sebagai Efek Lipstik.
Fenomena Efek Lipstik terjadi ketika konsumen memutuskan untuk mengeluarkan uang untuk kesenangan kecil, meskipun mereka hanya memiliki sedikit uang.
Ratih Menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang memicu perilaku ini, termasuk faktor ekonomi, emosional, dan sosial budaya.
Baca Juga: 8 Tips Agar Rumah Tetap Sejuk Meski di Tengah Cuaca Panas
Ratih menjelaskan bahwa aspek ketiga ini saling berkaitan.
Ketika seseorang merasa hidup semakin sulit, mereka cenderung berpikir, "Mumpung masih ada uang, saya akan menyenangkan diri saya." Ini adalah reaksi alami dalam menghadapi tekanan hidup.
Membeli barang-barang mewah yang lebih terjangkau atau saat diskon juga termasuk dalam kategori pembelian emosional.
Baca Juga: Kenali Dampak Pilih Kasih Orang Tua: Mengapa Anak Bisa Merasa Tidak Dicintai?
Di zaman sekarang, banyak pemangaruh yang menunjukkan gaya hidup mewah, bahkan ketika keadaan ekonomi tidak baik.
Hal ini semakin memicu hasrat untuk membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
Ratih menambahkan bahwa membeli barang mewah bisa jadi merupakan cara seseorang menolak kenyataan hidup.
Baca Juga: Aktor Park Seo Joon Bagikan Tips Olahraga : Jadikan Hidup Sehat Demi Kesehatan Mental
“Ini bukan hanya penolakan, tapi mereka juga membangun ilusi kendali, seolah-olah mereka memiliki kendali atas kehidupan,” jelasnya. Namun, ini semua hanyalah ilusi.
Jika kebiasaan ini terus berlanjut, dapat menimbulkan masalah kesehatan mental.
“Ketika Anda melarikan diri dari kenyataan, Anda akan merasakan dampaknya ketika harus menghadapi realita,” kata Ratih.
Ketika realita menghantam, bisa jadi Anda akan merasakan dampak yang jauh lebih berat.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari kebiasaan membeli barang-barang yang tidak diperlukan dan berusaha untuk menghentikannya.
Untuk menghindari perilaku konsumtif yang dapat mempengaruhi diri dalam utang, Ratih menyarankan untuk menetapkan kebijakan anggaran yang ketat.
Juga, hindari melihat aplikasi belanja yang dapat memicu hasrat tersebut.***