Menunda Sarapan? Temukan Dampak Mengejutkan bagi Kesehatan
- Penulis : Mila Karmila
- Senin, 04 November 2024 16:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Sarapan atau makan pagi sering dianggap sebagai makanan terpenting dalam sehari.
Para ahli setuju bahwa makan pagi dapat memberikan energi yang dibutuhkan untuk menjalani aktivitas sehari-hari dan membantu mengatur fungsi tubuh.
Namun, apa jadinya jika kamu menunda waktu sarapan?
Baca Juga: OJK Tingkatkan Perbankan Syariah demi Ekonomi Daerah, Ini Langkah Nyatanya
Menurut Dr. Steven Gundry, seorang kreator digital dari India, mengatur sarapan hingga pukul 10.00-11.00 dapat memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, termasuk meningkatkan kelangsungan metabolisme dan bahkan memperpanjang usia. Ini tentu menarik perhatian banyak orang.
Pratiksha Kadam, seorang konsultan ahli diet di Rumah Sakit Kokilaben Dhirubhai Ambani, menjelaskan bahwa menunda waktu sarapan sebagai bagian dari puasa intermiten bisa memberikan manfaat tertentu.
Dengan menunggu hingga sekitar pukul 10.00-11.00, kamu bisa meningkatkan pembakaran lemak dan sensitivitas insulin.
Baca Juga: Gebrakan OJK di Bulan Fintech Nasional 2024, Generasi Digital Saatnya Melek Keuangan
Hal ini terjadi karena tubuh bisa mengandalkan energi yang tersimpan, berkat masa puasa yang lebih panjang.
Rinki Kumari, kepala ahli gizi di Rumah Sakit Fortis CG Road, Bengaluru, juga sepakat bahwa menunda waktu sarapan selama satu hingga dua jam mungkin memberikan efek positif.
Pola makan yang dibatasi waktu dapat meningkatkan proses autophagy, mempercepat metabolisme, dan meningkatkan pembakaran lemak.
Ia juga menambahkan bahwa menunda makan bisa mengurangi asupan kalori secara keseluruhan dan bahkan meningkatkan kejernihan mental.
Namun, Kumari mengingatkan bahwa meskipun waktu makan dapat mempengaruhi metabolisme dan respon hormonal, kualitas nutrisi tidak kalah pentingnya. Makan pagi yang seimbang harus mengandung vitamin, mineral, dan energi yang diperlukan tubuh.
“Banyak orang biasanya berbuka puasa dan mulai rehidrasi beberapa jam setelah bangun tidur dengan waktu optimal antara jam 8-10 pagi untuk meningkatkan energi,” jelasnya.
Bagi mereka yang menerapkan puasa intermiten, makan pagi pada pukul 10.00-11.00 dapat berdampak positif pada pengelolaan berat badan dan penurunan kadar gula darah.
Namun, Kumari menekankan bahwa tidak ada satu waktu sarapan yang tepat untuk semua orang.
Berbagai faktor, seperti gaya hidup dan preferensi pribadi, mempengaruhi waktu ideal untuk makan pagi.
Beberapa penelitian merekomendasikan makan pagi dalam satu jam setelah bangun tidur, sementara yang lain menyarankan untuk menundanya.
“Dengarkan tubuh kamu dan bereksperimen untuk menemukan apa yang terbaik bagi kamu,” kata Kumari.
Sementara itu, Kadam menekankan bahwa meskipun waktu makan penting, apa yang kamu konsumsi jauh lebih krusial.
“Makanan yang kaya akan biji-bijian, protein, dan serat membantu mengatur gula darah serta menjaga konsentrasi dan suasana hati yang sehat,” tambahnya.***