Atasi Penyumbatan Pembuluh Darah Koroner dengan DCB dan Pola Hidup Sehat
- Penulis : Mila Karmila
- Sabtu, 09 November 2024 17:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Kini, penyumbatan pembuluh darah koroner bisa diatasi dengan metode terbaru, yaitu Drug Coated Balloon (DCB) yang dipadukan dengan pola hidup sehat.
Metode DCB ini menjadi pilihan inovatif untuk menjaga kesehatan jantung, terutama di Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital, Gading Serpong.
Menurut dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital, teknologi DCB telah memberikan hasil memuaskan bagi pasien.
Baca Juga: Diabetes Sebelum Usia 40 Tahun Bisa Lipatgandakan Risiko Kematian Dini
“Metode ini populer di Eropa karena efektif membuka sumbatan tanpa meninggalkan benda asing di dalam tubuh,” ujarnya.
Bagaimana Cara Kerja DCB?
Prosedurnya mirip dengan pemasangan stent atau biasa dikenal sebagai ring jantung.
Baca Juga: Pola Makan Ini Ternyata Bisa Bantu Kontrol Gula Darah Efektif untuk Diabetes, Dan Mudah Diikuti
Balon yang dilapisi obat ini digunakan untuk membuka sumbatan di pembuluh darah koroner, kemudian melepaskan obat yang membantu memperbaiki dinding pembuluh.
Setelah prosedur selesai, balon ditarik kembali tanpa meninggalkan material dalam tubuh pasien.
Keunggulan ini membuat risiko penyumbatan ulang lebih rendah dibandingkan stent.
Baca Juga: Kurangi Gula Sejak Dini, Risiko Diabetes Turun Drastis Hingga 35%
Peran Pola Hodup Sehar dalam Mendukung Prosedur DCB
Bethsaida Hospital juga menggabungkan prosedur ini dengan diet sehat, yakni diet D-Nutritarian yang dirancang oleh Prof. Dr. Dasaad Mulijono.
Diet berbasis nabati ini mendukung pemulihan pembuluh darah koroner, membantu mengurangi inflamasi, dan menjaga pembuluh darah tetap sehat.
“Diet D-Nutritarian berfokus pada pola makan sehat yang dapat meminimalkan risiko penyumbatan ulang,” kata Dr. Dasaad.
Paduan antara teknologi ini dan pola hidup sehat ini memberikan solusi yang lebih komprehensif untuk perawatan jantung.
Program di Heart dan Vascular Center Bethsaida Hospital membantu pasien menjaga kesehatan jangka panjang, meminimalkan risiko komplikasi, dan memaksimalkan hasil perawatan jantung mereka.***