Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro: Menteri Pendidikan Tinggi Baru yang Siap Bawa Inovasi untuk Indonesia Emas 2045
- Penulis : Mila Karmila
- Minggu, 10 November 2024 12:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Berikut Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro dan perjalanan hidupnya yang baru saja dilantik sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi oleh Presiden Prabowo Subianto Kabinet Merah Putih, yang siap membawa angin segar untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Pelantikan ini diumumkan pada Minggu 18 Oktober 2024 lalu dan sudah jelas, Satryo bukan sosok asing di dunia pendidikan tinggi Indonesia.
Sebelumnya, ia dikenal sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi selama periode 1999-2007.
Profil Satryo Soemantri
Lahir di Belanda, Satryo Berkarier Cemerlang di Dunia Pendidikan Global
Satryo Soemantri Brodjonegoro lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956.
Ia mendapatkan Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, pada 1985.
Setelah itu, ia bergabung dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), tempat ia meniti karier akademik dan penelitian.
Sepanjang kariernya, Satryo telah menulis lebih dari 99 publikasi ilmiah, menjadikannya salah satu akademisi yang sangat dihormati, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Sebelum menjabat Menteri, Satryo juga aktif di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) sejak 2008, menjadi bagian dari Komisi Ilmu Rekayasa.
Ia bahkan pernah menjabat Wakil Ketua AIPI pada periode 2013-2018.
Pengalamannya di organisasi ilmiah ini memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Satryo, dunia pendidikan tinggi Indonesia mengalami banyak perubahan penting.
Pada tahun 2000, Satryo memimpin perubahan besar dengan mengubah institusi pendidikan tinggi besar di Indonesia menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Ini adalah langkah strategis yang membuka jalan bagi reformasi pendidikan tinggi di Indonesia.
Tak hanya itu, Satryo juga menjadi pionir dalam adopsi proses self evaluation di Jurusan Teknik Mesin ITB pada 1992.
Konsep ini kemudian diadopsi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan menjadi bagian dari kebijakan pendidikan nasional yang lebih baik.
Di dunia pendidikan, Satryo dikenal sebagai seorang yang sangat menekankan pentingnya inovasi dalam mengatasi tantangan zaman.
Dalam sebuah webinar pendidikan yang diadakan oleh President University, ia dengan tegas menyatakan bahwa inovasi pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
"Inovasi dalam pendidikan sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda yang siap bersaing di pasar global. Tanpa adanya peningkatan kualitas pendidikan, Indonesia akan tertinggal," kata Satryo.
Ia juga mencatat bahwa perbaikan kualitas pendidikan adalah salah satu langkah utama untuk memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Dalam Human Capital Index (HCI), Indonesia berada di peringkat 96 dari 175 negara, dan dalam Program for International Student Assessment (PISA), Indonesia hanya berada di peringkat 66 dari 81 negara, terutama dalam bidang matematika dan sains.
Satryo juga menyoroti rendahnya posisi universitas-universitas Indonesia di peringkat dunia.
Universitas Indonesia (UI), sebagai perguruan tinggi terbaik di tanah air, hanya berada di peringkat 942 di tingkat global.
Menurutnya, ini menunjukkan betapa pentingnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi agar bisa bersaing dengan universitas-universitas terbaik dunia.
“Pendidikan adalah fondasi untuk Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
ia percaya, bahwa dengan kolaborasi antara universitas dan industri, serta terobosan kebijakan pendidikan, Indonesia bisa mempersiapkan SDM yang siap bersaing secara global di masa depan.
Selain menjadi menteri, Satryo masih aktif dalam dunia akademik.
Ia menjadi dosen tamu di bidang teknik mesin di Toyohashi University of Technology di Jepang dan tentunya di ITB.
Pengalaman internasionalnya juga termasuk keterlibatannya dalam perencanaan gedung fakultas teknik Universitas Hasanudin di Gowa, bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Semua itu menunjukkan bahwa Satryo bukan hanya tokoh besar di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional.
Dengan segala pengalaman dan pemikirannya yang visioner, Satryo Soemantri Brodjonegoro siap untuk membawa pendidikan Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.
Sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang baru, ia punya visi besar untuk mengatasi tantangan dunia pendidikan Indonesia dan menyiapkan generasi masa depan yang lebih unggul.
Sekarang saatnya kita menantikan terobosan pendidikan yang akan diusung oleh Satryo untuk mendukung kemajuan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Jika ada yang bisa mengubah wajah pendidikan Indonesia, Satryo adalah orangnya.***