Dokter Gizi Bongkar Bahaya Kental Manis, Jangan Biarkan Anak Anda Terjebak Gula Sejak Dini
- Penulis : Mila Karmila
- Senin, 11 November 2024 11:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM- Dokter gizi dr. Davrina Rianda, M.Gizi, mengingatkan bahwa usia anak-anak adalah masa krusial yang bisa menentukan preferensi rasa mereka di masa depan.
Sayangnya, banyak orang tua masih salah langkah dalam mengenalkan rasa manis, terutama melalui produk seperti kental manis.
Menurut Davrina Dokter gizi, kental manis sebenarnya tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi anak-anak, bahkan dalam jumlah sekecil apa pun.
Baca Juga: Menunda Sarapan? Temukan Dampak Mengejutkan bagi Kesehatan
“Jika ditanya apakah ada batasan yang aman untuk anak? Jawaban saya, tidak boleh,” tegas Davrina
Ia menambahkan bahwa mengenalkan kental manis ke anak sama saja dengan mengenalkan es teh manis sejak dini.
Davrina menyarankan agar orang tua melihat kental manis sebagai "gula" karena kandungan gula di dalamnya yang sangat tinggi.
Davrina, yang juga peneliti di Human Nutrition Research Centre (HNRC) IMERI-FKUI, menjelaskan bahwa otak anak-anak belum bisa mengontrol keinginan untuk mengonsumsi makanan manis.
Tidak seperti orang dewasa, anak-anak belum bisa membuat keputusan berdasarkan risiko kesehatan di masa depan.
“Anak belum bisa memahami konsekuensi seperti risiko metabolik,” ungkapnya.
Baca Juga: Profil Maruarar Sirait Mantan Politisi PDI-P yang Kini Jadi Menteri Perumahan Terkuak Kekayaannya
Dengan demikian, orang tua perlu memberikan pemahaman yang nyata tentang risiko gula berlebihan.
Perkenalan awal dengan rasa manis pada anak bisa menjadi tantangan besar.
Ketika anak terbiasa dengan kental manis, maka akan semakin sulit untuk mengembalikan preferensi rasa yang lebih sehat.
Davrina juga sepakat bahwa istilah "susu kental manis" perlu diubah menjadi "kental manis" saja.
Menurutnya, meskipun diseduh dengan air, kental manis tidak menjadi susu karena nutrisi penting seperti kalsium dan vitamin tetap minim.
Bahkan, Davrina mencatat, empat sendok makan kental manis setara dengan 19 gram gula.
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula sejak dini meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Tak hanya itu, konsumsi kental manis juga bisa berdampak pada risiko stunting, yang mengancam tumbuh kembang anak.
Davrina menambahkan, masa-masa awal kehidupan adalah masa di mana metabolisme anak sedang "diprogram."
Gangguan metabolisme di usia dini dapat berdampak panjang, termasuk risiko penyakit tidak menular seperti diabetes di masa depan.***