7 Negara yang Melarang Hijab, 3 di Antaranya Mayoritas Muslim, Alasan di Baliknya Mengejutkan
- Penulis : Mila Karmila
- Minggu, 17 November 2024 15:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Hijab adalah salah satu simbol keagamaan yang identik dengan wanita Muslim.
Selain sebagai bentuk ketaatan terhadap ajaran agama, hijab juga sering dianggap sebagai ekspresi identitas dan kebebasan individu.
Namun, tidak semua negara menerima pemakaian hijab secara terbuka.
Baca Juga: Perkuat Imun Tubuh dengan 7 Rempah Ini Selama Musim Hujan
Beberapa bahkan memberlakukan larangan yang menuai kritik karena dianggap membatasi kebebasan beragama.
Meski hijab menjadi bagian penting dari budaya Islam, ada negara yang melarangnya dengan alasan menjaga sekularisme atau melindungi nilai budaya lokal.
Larangan menggunakan hijab ini sering diterapkan di tempat-tempat tertentu, seperti sekolah atau kantor pemerintah.
Namun, keputusan tersebut sering kali memicu kontroversi karena menyentuh isu hak asasi manusia.
Berikut adalah daftar tujuh negara yang melarang dan alasan di balik kebijakan tersebut.
1. India
India menjadi sorotan dunia sejak aturan larangan berhijab diterapkan di distrik Udupi, Karnataka.
Kebijakan ini berawal ketika mahasiswi Muslim dilarang memasuki ruang kelas karena berhijab.
Pemerintah setempat kemudian menetapkan aturan resmi yang melarang pakaian keagamaan di lingkungan sekolah.
Menariknya, larangan ini tidak berlaku di seluruh India, hanya terbatas di Karnataka.
2. Kanada
Di Kanada, tepatnya di Provinsi Quebec, pemerintah melarang pegawai negeri menggunakan simbol keagamaan saat bertugas.
Aturan ini juga berlaku pada aksesori agama lainnya seperti kippa Yahudi dan salib Kristen.
Tujuannya adalah untuk menjaga netralitas dalam pelayanan publik.
3. Prancis
Prancis dikenal sebagai negara yang sangat menjunjung tinggi sekularisme.
Sejak tahun 2004, negara ini resmi melarang berhijab di sekolah-sekolah.
Tak berhenti di situ, pada 2010, Prancis memperluas larangan tersebut dengan melarang penggunaan cadar di tempat umum.
Kebijakan ini sering kali menuai kritik karena dinilai membatasi kebebasan individu.
4. Austria
Austria juga memberlakukan larangan ini, khususnya untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun.
Kebijakan ini mulai diterapkan pada 2019 dengan alasan mempromosikan kesetaraan gender dan mendorong integrasi sosial.
Meski menuai pro dan kontra, pemerintah Austria tetap berkomitmen pada kebijakan ini.
5. Tajikistan
Meski mayoritas penduduk Tajikistan beragama Islam, pemerintahnya justru melarang berhijab.
Aturan ini mulai berlaku pada Juni 2024 sebagai bagian dari upaya melestarikan nilai budaya nasional.
Langkah ini menuai banyak perhatian karena dianggap kontradiktif dengan identitas mayoritas masyarakatnya.
6. Tunisia
Tunisia pernah melarang berhijab sejak tahun 1981.
Pemerintah saat itu menganggap hijab sebagai pakaian yang "tidak diundang" dan terpengaruh oleh ideologi ekstremis.
Presiden Zine El Abidine Ali bahkan menyebut pakaian ini sebagai pakaian kuno yang tidak sesuai dengan modernisasi Tunisia.
7. Kazakhstan
Kazakhstan, meskipun berpenduduk mayoritas Muslim, memberlakukan larangan berhijab di lingkungan pendidikan.
Larangan ini hanya berlaku di sekolah, sehingga masyarakat umum masih diperbolehkan berhijab.
Kebijakan ini dianggap sebagai langkah untuk menjaga netralitas di dunia pendidikan.
Larangan di beberapa negara ini sering kali didasarkan pada alasan politik, budaya, atau sekularisme.
Namun, kebijakan ini tetap menjadi perdebatan global karena dinilai membatasi kebebasan beragama.***