Gus Miftah Doakan Anak Jadi Copet, Respons Jamaah Bikin Heboh
- Penulis : Mila Karmila
- Minggu, 15 Desember 2024 14:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Gus Miftah kembali menjadi sorotan setelah ucapannya saat pengajian akbar di Tegalsari pada Jumat, 13 Desember 2024 malam memicu reaksi heboh.
Gus Miftah sempat mendoakan seorang anak kecil agar kelak menjadi copet, meski niatnya hanya bercanda.
Hal ini membuat sejumlah jemaah langsung menegur Gus Miftah atas ucapannya.
Baca Juga: Gus Miftah Diusir dari Grup WhatsApp Gus? Ini Cerita Lengkapnya
Belum genap sebulan setelah meminta maaf kepada Sunhaji, penjual es teh yang menjadi bahan candaan hingga menuai kritik tajam, ia kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial.
Dalam pengajian tersebut, ia terlihat kesal karena merasa tidak diakui sebagai keturunan Kyai Ageng Muhammad Besari.
“Saya sudah biasa difitnah macam-macam. Tapi enggak masalah, karena doa saya selalu terkabul,” katanya dengan percaya diri.
Baca Juga: Gus Miftah Sebut Klub Malam Puskesmas, Gaya Duduknya Tuai Kritikan Pedas Netizen
Sebagai bukti, ia menyebut dua doanya yang sudah terkabul.
Pertama, ia pernah mendoakan Prabowo Subianto agar menjadi presiden.
Kedua, ia mengaku pernah mendoakan Gilga Sahid menikahi penyanyi Happy Asmara, meski keduanya belum saling kenal saat itu.
Baca Juga: Gus Miftah Klaim Keturunan Raja dan Ulama Besar, Keluarga Ponorogo Angkat Bicara
“Buktinya Prabowo jadi presiden, Gilga nikah sama Happy Asmara,” imbuhnya sambil tersenyum lebar.
Tidak hanya itu, ia juga sempat menyindir Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, yang duduk di sebelahnya.
Menurutnya, Sugiri kerap meminta didoakan agar kembali menang dalam Pilkada.
“Sugiri ini pengin menang Pilkada, makanya minta doa saya,” ujarnya diselingi candaan.
Namun, momen yang paling mengejutkan adalah ketika ia menunjuk seorang anak kecil di hadapannya.
Dengan nada bercanda, ia mengatakan bahwa doanya pasti terkabul, bahkan jika ia mendoakan anak itu menjadi copet.
“Semisal saya doakan anak itu nanti jadi copet, ya jadi copet,” ucapnya sambil tertawa.
Candaan tersebut langsung mendapat cibiran dari seorang jamaah yang duduk di belakang kamera.
Jamaah itu kesal karena menurutnya, doa tersebut tidak pantas untuk anak kecil.
Menanggapi teguran itu, ia buru-buru meralat ucapannya.
Ia bahkan memberikan sejumlah uang kepada anak yang menjadi bahan candaan.
Meski demikian, respons jamaah tetap beragam, ada yang tertawa, namun ada juga yang merasa gusar.
Peristiwa ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kata-kata, terlebih di depan publik.
Meskipun ia dikenal dengan gaya dakwah yang santai dan penuh humor, kerap mendapat sorotan karena candaan yang dinilai tidak pantas.
Meski niatnya hanya untuk mencairkan suasana, setiap ucapan publik figur sepertinya akan selalu diingat dan menjadi perbincangan.***