Jeju Air Mengguncang Dunia Penerbangan, Benarkah LCC Abaikan Keselamatan Demi Efisiensi?
- Penulis : Mila Karmila
- Kamis, 02 Januari 2025 17:00 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - Kejadian yang mengguncang dunia penerbangan! Tragedi Kecelakaan Pesawat yang melibatkan pesawat Jeju Air B737-800 pada Minggu (29/12/2024) memunculkan kekhawatiran serius terkait praktik pemeliharaan maskapai berbiaya rendah (LCC).
Para ahli mempertanyakan apakah efisiensi operasional yang diutamakan LCC telah mengorbankan keselamatan penerbangan hingga banyaknya kecelakaan Peswat.
Ketergantungan pada Layanan MRO Luar Negeri data terbaru mengungkapkan fakta mencengangkan.
Baca Juga: Pesawat Jeju Air Hampir Gagal Mendarat, Masalah Roda Pendaratan Jadi Sorotan
Pada tahun 2023, maskapai Korea Selatan menghabiskan hingga 1,99 triliun won (sekitar Rp21,9 triliun) untuk perbaikan di luar negeri.
Angka ini melonjak drastis dibandingkan 2019, yang hanya mencapai 1,26 triliun won (sekitar Rp13,9 triliun).
Maskapai berbiaya rendah mencatat kenaikan biaya tertinggi, yaitu 63,6 persen dalam empat tahun terakhir, mencapai 502,7 miliar won (sekitar Rp5,5 triliun).
Baca Juga: Dunia Penerbangan Geger, 4 Kecelakaan Pesawat dalam 24 Jam, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Sebagian Besar Perbaikan LCC Dilakukan di Luar Negeri
Menariknya, hingga 71,1 persen perbaikan oleh LCC dilakukan di luar negeri pada 2023.
Fakta ini menunjukkan bahwa maskapai kecil tidak memiliki fasilitas pemeliharaan besar seperti hanggar atau teknologi MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) yang dimiliki maskapai besar seperti Korean Air dan Asiana Airlines.
Baca Juga: Kondisi Selamatnya Dua Awak Kabin dari Ledakan Maut Pesawat Jeju Air
CEO Jeju Air, Kim E-bae, secara terbuka mengakui tantangan ini.