Puisi
Puisi Esai Denny JA: Sebagai Imigran, Ia Masih Luka
- Penulis : Mila Karmila
- Rabu, 08 Januari 2025 16:29 WIB
Namun siapa peduli?
Di belakang layar, mereka hitung uang.
Sementara Ahmad menghitung doa, dan pecahan kaca di lantai masjidnya.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Di Balik Buku Demokrasi dengan Rekor Terbanyak 221 Penulis
Ahmad berdiri di mimbar, matahari kembali menyentuh kota itu.
“Semesta menguji kita,” katanya, “dengan kebohongan ini, dengan luka ini.”
“Tapi kita takkan menyerah pada kebencian.
Cinta adalah senjata yang mereka tak mengerti.”
Suaranya gemetar, namun di matanya, ada api yang takkan padam.
-000-
Baca Juga: Orasi Denny JA: Pentingnya Mengawinkan Isu Sosial dan Puisi
Di Southport, langit mulai biru, tapi luka Ahmad tetap basah.