DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Spiritualitas di Era Artificial Intelligence

image
Ilustrasi (Entertainmentabc.com)

Agama adalah milik semua, bukan monopoli siapa pun. 

Ajarannya adalah cermin kerinduan universal untuk hidup dalam kasih dan makna.

Tafsir agama, seperti peta, memberi kita arah. 

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA : Derita Rakyat Akibat Rusaknya Lingkungan Hidup

Namun tafsir yang kita pilih menentukan langkah kita: apakah kita akan membebaskan atau membelenggu. 

Tafsir yang selaras dengan cinta, keadilan, dan hak asasi manusia adalah kompas menuju cahaya yang sesungguhnya. 

Dan akhirnya, kedalaman spiritual hanya bisa ditemukan dengan menyelami. 

Baca Juga: Puisi Denny JA: Ibu Muslimah Mengantar Putranya Menjadi Pendeta

Setiap agama memuat prinsip-prinsip kebajikan dan harmoni, dan semakin dalam kita menggali, semakin dekat kita pada kebenaran universal yang sama.

“Di tengah ribuan bintang yang terang, kita adalah cahaya kecil yang saling menyentuh. Esoterika adalah jalan menuju cahaya kolektif, di mana agama menjadi puisi semesta, dan manusia menjadi penyair yang mencintai setiap kata.”

-000-

Baca Juga: Denny JA, Seorang Jenius Modern Asal Indonesia

Transcendental Unity of Religions, gagasan yang lahir dari pemikiran Frithjof Schuon di awal abad ke-20, menegaskan bahwa semua agama, meski berbeda dalam bentuk, ritus, dan simbol, mengalir menuju satu hakikat kebenaran yang sama. 

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8

Berita Terkait