ENTERTAINMENTABC.COM - Puisi esai bukan sekadar karya sastra itu adalah panggilan cinta, ini adalah ekspresi hati yang mendalam, sebuah usaha untuk memahami hidup dan kemanusiaan.

Sebagai penulis, saya merasa terhubung dengan genre menulis puisi esai  ini, yang digagas oleh Denny JA, karena ia menggabungkan estetika puisi dan kedalaman esai, menciptakan ruang refleksi yang tak ada bandingannya.

Bagi saya, terlibat dalam puisi esai adalah tentang lebih dari sekadar menulis.

Baca Juga: Mengupas Sosok Denny JA: Pendiri LSI yang Mengubah Peta Politik dan Dunia Literasi di Indonesia

Ini adalah cara untuk mencintai kehidupan, keindahan, dan kebenaran dalam setiap cerita yang saya angkat.

Puisi esai mengajarkan saya bahwa menulis bukan hanya tentang kata-kata, tetapi tentang meresapi dan menyuarakan apa yang penting dalam hidup kita.

Genre ini menggali lebih dalam dari sekadar permukaan kehidupan.

Baca Juga: Denny JA: Dari Aktivis hingga Inovator yang Mengubah Dunia Survei dan Membela Keadilan Sosial

Ia menceritakan kegembiraan, luka, perjuangan, dan keadilan hal-hal yang sering kita abaikan atau lupakan.

Dalam setiap bait, saya menemukan cinta dalam berbagai bentuk: cinta terhadap sesama, terhadap lingkungan, dan terhadap nilai-nilai yang mendalam.

Bagi saya, menulis puisi esai adalah perjalanan spiritual.

Baca Juga: Perjalanan Pendidikan Denny JA yang Membentuk Sosok Inovator

Ini bukan hanya tentang menghasilkan kata-kata, tetapi lebih kepada mencoba memahami dunia dengan lebih jernih, menyuarakan hal-hal yang sering tak terdengar, dan menyentuh hati pembaca di tingkat yang lebih dalam.