Jenius! Siswa SMA Temukan Kacang Koro Sebagai Solusi Diabetes dan Malnutrisi
- Penulis : Mila Karmila
- Senin, 21 Oktober 2024 14:30 WIB
ENTERTAINMENTABC.COM - William Nathan Atmadja, siswa Jakarta Intercultural School (JIS), baru saja membuat gebrakan lewat penelitiannya tentang kacang koro benguk.
Kacang ini ia jadikan sebagai bahan pangan olahan inovatif yang bermanfaat untuk penderita diabetes dan juga malnutrisi.
Menggunakan teknologi Enzymatic Membrane Reactor (EMR), William Nathan Atmadja berhasil menemukan metode yang efisien untuk memproduksi peptida bioaktif dari kacang koro benguk.
Baca Juga: Rahasia Kulit Sehat untuk Bayi: Solusi Alami dari Cahaya Naturals yang Bikin Orang Tua Tenang
"Metode ini memungkinkan produksi peptida dalam skala industri dengan hasil yang konsisten dan efisien" kata William saat diwawancarai di Jakarta, pada hari Minggu, 20 Oktober 2024.
Penelitian William Nathan Atmadja fokus pada peptida bioaktif, yaitu bagian kecil dari protein yang punya banyak manfaat kesehatan.
Peptida ini memiliki sifat antioksidan, antihipertensi, antiinflamasi, dan bahkan antidiabetes.
Dengan pengaturan waktu yang tepat, proses tersebut mampu memaksimalkan manfaat kesehatan tanpa menurunkan efisiensi produksi.
Profesor Azis Boing Sitanggang, ahli dari Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), ikut mendampingi William dalam penelitian ini.
William menemukan bahwa produksi peptida bisa dilakukan dalam waktu tujuh jam untuk skala kecil dan 12 jam untuk skala besar.
Baca Juga: Ini Dia Rahasia Kulit Tetap Sehat: Jaga Kesehatan Usus dengan Pola Makan Ini
Metode ini mampu menghasilkan peptida dengan aktivitas antioksidan tinggi yang sangat penting untuk kesehatan, terutama dalam penanganan diabetes.
Tak hanya itu, kacang koro benguk kaya akan asam amino esensial, menjadikannya sumber protein yang sangat berpotensi, terutama untuk mengatasi masalah malnutrisi.
"Jika didukung kolaborasi yang tepat, pengembangan pangan berbasis peptida bioaktif dari kacang koro benguk bisa dipercepat. Ini akan memberikan manfaat besar baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi," ungkap William penuh optimisme.
Profesor Azis menambahkan bahwa penelitian ini punya potensi besar dalam meningkatkan nilai produk pertanian lokal di Indonesia.
"Penelitian ini sejalan dengan tren pangan fungsional, di mana makanan bukan hanya sebagai sumber nutrisi, tetapi juga pendukung kesehatan" jelasnya.
Grup riset ini berhasil memproduksi peptida dengan berbagai manfaat fungsional termasuk mengatur tekanan darah, melawan diabetes dan melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif.
Proses hidrolisis protein kacang koro juga membuka peluang terciptanya asam amino bebas yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, terutama bagi mereka yang kekurangan gizi.
Azis pun memuji teknologi EMR yang digunakan dalam penelitian ini.
"Penggunaan EMR menjadi kunci inovasi, karena prosesnya terus berjalan sehingga produktivitasnya tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem EMR layak diadopsi pada skala industri" tambahnya.
Penelitian ini bukan hanya inovasi di bidang kesehatan, tetapi juga peluang untuk memperkuat industri pangan lokal.***