DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Pesugihan, Mitos Kekayaan Instan yang Ternyata Punya Makna Tersembunyi

image
Ilustrasi seseorang terkaya (Pexels/cottonbro studio)

ENTERTAINMENTABC.COM - Banyak orang menganggap kekayaan hanya bisa diraih melalui kerja keras dan bisnis, tetapi Pesugihan sering kali muncul sebagai alternatif jalan pintas yang penuh misteri.

Namun, tak sedikit yang memilih jalan pintas, termasuk bersekutu dengan hal gaib seperti Pesugihan.

Fenomena Pesugihan ini masih dipercaya hingga kini, meskipun sering terdengar tidak masuk akal.

Baca Juga: Mulai 2025 Barang dan Jasa Ini Kena PPN 12 Persen, Simak Daftarnya Sebelum Belanja

Antropolog asal Australia, Michael Taussig, mencoba mengungkap misteri ini melalui riset mendalam. 

Dalam bukunya The Devil and Commodity Fetishism in South America (1970), Taussig meneliti praktik pesugihan di Kolombia dan Bolivia. 

Temuannya mengungkap sisi lain dari mitos misteri ini yang mengejutkan.

Baca Juga: Money Dysmorphia Sindrom Keuangan yang Menghantui Gen Z dan Milenial, Kamu Termasuk?

Di Kolombia, Taussig menemukan cerita menarik tentang para petani yang konon membuat perjanjian gaib dengan setan. 

Perjanjian ini dipercaya mampu meningkatkan hasil panen, tetapi dengan syarat. 

Keuntungan dari panen tersebut harus digunakan untuk membeli barang mewah. 

Baca Juga: Generasi Sandwich Meledak? Ini Bahayanya Jika RI Gagal Jadi Negara Maju di 2045

Jika aturan dilanggar, mereka dikabarkan akan meninggal mendadak.

Meski skeptis, Taussig mendalami fenomena ini sebagai bagian dari tugasnya sebagai antropolog. 

Penelitiannya mengarah pada kesimpulan mengejutkan, mitos misteri ini lebih berkaitan dengan kecemburuan sosial daripada perjanjian gaib.

Menurut Taussig, cerita misteri ini sering muncul sebagai respons atas kecemburuan terhadap orang kaya baru. 

Para petani miskin yang tidak memahami perubahan ekonomi menuduh kekayaan mendadak berasal dari persekutuan dengan setan.

Dalam tulisan lainnya berjudul The Ghost in the Machine (2018), Taussig mengaitkan mitos ini dengan kritik terhadap kapitalisme. 

Ia menjelaskan bahwa kapitalisme dianggap “setan” yang memutus hubungan manusia dengan tanah leluhur mereka. 

Cerita-cerita misteri ini pun digunakan untuk menakut-nakuti agar masyarakat tetap bertahan dalam ekonomi tradisional.

“Cerita pesugihan ini adalah cara masyarakat memahami keterasingan mereka dari tanah dan tradisi,” tulis Taussig. 

Narasi seperti kematian mendadak karena gagal memenuhi kontrak dengan setan hanyalah alat untuk menekan perubahan sosial akibat kapitalisme.

Kapitalisme sering dipandang seperti iblis yang menciptakan ketakutan. 

Jika setan menakutkan secara imajinatif, kapitalisme menakutkan karena eksploitasi nyata. 

Taussig menyebutkan bahwa cerita seperti pesugihan, babi ngepet, atau tuyul sebenarnya adalah simbol kritik terhadap sistem ekonomi yang tidak adil.

Berkat risetnya, Taussig menerima penghargaan bergengsi seperti Berlin Prize dan Guggenheim Fellowship. 

Penelitiannya membuka mata kita bahwa cerita mistis seperti misteri ini hanyalah hasil imajinasi masyarakat. 

Narasi ini muncul di tengah perubahan besar akibat kapitalisme dan berfungsi sebagai cara untuk memahami ketidakadilan sosial.

Sama seperti di Amerika Selatan, cerita misteri ini di Indonesia sering digunakan untuk menjelaskan kekayaan mendadak. 

Namun, dengan memahami perspektif Taussig, kita bisa melihat bahwa fenomena ini lebih berkaitan dengan dinamika sosial dan ekonomi daripada hal-hal gaib.

Pada akhirnya, mitos ini mengingatkan kita bahwa kekayaan instan adalah ilusi. 

Di balik cerita mistis ini, ada kritik mendalam terhadap sistem kapitalisme yang terus mendominasi kehidupan kita.***

Berita Terkait