DECEMBER 9, 2022
News

Tanggapan Gus Baha Soal Gus Miftah Viral, Fokus pada Hikmah Bukan Provokasi

image
Gus Baha (X/Fajar Nugros)

ENTERTAINMENTABC.COM - Kasus Gus Miftah yang viral karena dianggap menghina penjual es teh saat berceramah memicu banyak respons dari masyarakat. 

Omongan tersebut membuat sebagian orang mempertanyakan status “Gus” yang melekat pada nama Gus Miftah, atau Miftah Maulana Habiburrahman.

Pada 5 Desember 2024, saat mengisi acara ngaji bareng di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Gus Baha ikut ditanya soal kasus Gus Miftah yang sedang viral.

Baca Juga: Viral! Gus Miftah Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden Setelah Dikecam Publik

Seorang peserta ngaji memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta pandangan Gus Baha.

"Gus, Sejarah Nama Gus Itu Apa?"

Dalam sesi tanya jawab, seorang pria menanyakan sejarah panggilan “Gus” yang kini kerap disalahartikan. 

Baca Juga: Deretan Kontroversi Gus Miftah yang Bikin Heboh, dari Hina Pedagang Es Teh Hingga Dakwah di Kelab Malam

Menurutnya, apakah sebutan itu eksklusif untuk anak atau menantu kiai, ataukah semua orang bisa menyandangnya?

Ia juga menyindir secara halus, "Apakah kita bisa berlomba-lomba jadi Gus bareng-bareng? Dan apakah istilah Gus hanya ada di Jawa?"

Mendengar pertanyaan itu, Gus Baha merespons dengan nada santai. 

Baca Juga: Gus Miftah Dituduh Hina Yati Pesek, Begini Kronologi dan Responsnya yang Viral

Namun, ia juga menegaskan bahwa pertanyaan tersebut cenderung provokatif.

"Semoga Allah mengampuni kita semua. Begini ya, saya ini nggak aktif di medsos, tapi mendengar kabar macam-macam soal ini," ujarnya. 

Alih-alih menjawab langsung, ia menceritakan kisah Nabi Musa saat memimpin sholat istisqa (meminta hujan) yang tidak dikabulkan Allah SWT.. 

Ternyata, doa itu tertahan karena ada seorang provokator di tengah majelis Nabi Musa.

Nabi Musa pun meminta Allah menunjuk siapa provokator itu agar ia bisa mengusirnya. 

Namun, Allah menolak dan memberi jawaban yang luar biasa.

"Allah bilang, 'Saya mengharamkan namimah (adu domba). Kalau saya menunjuk orang itu, berarti saya juga melakukan namimah.' Artinya, Allah sendiri tidak membalas provokasi," tuturnya.

Merujuk pada kisah tersebut, ia menyampaikan bahwa Allah SWT. mengabaikan provokator. 

“Kalau ada pertanyaan provokatif seperti itu, abaikan saja. Memang saya termasuk Gus asli, tapi kalau jawab yang seperti itu, malah jadi repot,” ujarnya.

Setelah itu, ia memilih tidak menjawab lebih jauh dan langsung beralih ke tema lain yang lebih bermanfaat.

Jawabannya mengajarkan pentingnya menjaga lisan dan tidak mudah terpancing oleh provokasi. 

Dengan gaya santainya, ia menyampaikan bahwa substansi lebih penting daripada gelar atau status yang melekat pada seseorang.***

Berita Terkait