DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Derita Rakyat Akibat Rusaknya Lingkungan Hidup di Dalam Puisi Esai

image
Pengantar Buku Puisi Esai Isbedy Stiawan Z. S.: Elegi Galian Tambang (Entertainmentabc.com)

Tanah kaya mineral seperti emas, perak, dan tembaga menjadi sasaran korporasi-korporasi besar, terutama dari Amerika Utara dan Eropa.

Pemerintah lokal sering kali menjadi kolaborator dalam pengurasan kekayaan ini. Mereka memberikan izin eksploitasi tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan maupun rakyat.

Neruda menulis dalam konteks tambang-tambang besar di wilayah seperti Chile, Peru, dan Bolivia menjadi medan perang tak terlihat.

Baca Juga: Denny JA: Anak-anak Perlu Belajar dari Kolonel Sanders yang Miskin tapi Sukses Dirikan Kentucky Fried Chicken

Di Chile sendiri, tambang tembaga seperti Chuquicamata, yang dimiliki oleh perusahaan asing, menggambarkan ketidakadilan yang ia kritik.

Kekayaan tambang tersebut mengalir ke luar negeri, meninggalkan lubang menganga, pencemaran air, dan tanah yang tak lagi subur bagi komunitas lokal.

Namun, puisi ini tidak hanya bicara tentang kehancuran fisik, tetapi juga penderitaan manusia. Penduduk pribumi yang telah tinggal di tanah mereka selama berabad-abad dipaksa pergi, kehilangan hak atas tanah leluhur mereka.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ibu Muslimah Mengantar Putranya Menjadi Pendeta

Masyarakat hidup dalam kemiskinan ekstrem, meskipun mereka tinggal di atas kekayaan melimpah.

Pablo Neruda tidak sekadar menulis puisi. Ia menciptakan cermin yang memantulkan dosa-dosa kemanusiaan terhadap lingkungan.

-000-

Baca Juga: Orasi Denny JA: Memperkuat Isu Lingkungan Hidup Melalui Agama Leluhur

Puisi Isbedy dalam buku ini menyampaikan ekspresi dan spirit yang sama. Yaitu pembelaan kepada The Voiceless, mereka yang tak berdaya. Mereka tak hanya masyarakat lokal, tapi juga lingkungan hidup di hadapan para pemilik modal besar.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait